Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin duduk santai di kursi hasil karya anak-anak SDN I Samban dari hasil daur ulang botol plastik Coca-Cola sembari mendengarkan penjelasan dari Public Affairs & Communications Coca-Cola Amatil Indonesia, Ida Lukitowati. FOTO:ABI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Dampak buruk dari limbah plastik sudah menjadi momok masyarakat di Tanah Air. Berbagai kelompok aktivis lingkungan juga berfikir bagaimana cara mengelola sampah plastik yang tidak mungkin bisa dihindari lagi. Salah satu solusi mengatasi masalah ini yaitu ecobrick.

Ecobrick jika diartikan ke bahasa Indonesia adalah kata ramah lingkungan. Ecobrick dianggap menjadi solusi masalah sampah plastik yang sederhana namun visioner. Selain ramah lingkungan, rupanya, ecobrick ini mempunyai fakta unik, dapat dijadikan berkah bagi yang mau mengelola.

Salah satunya melalui karya inovatif dari gerakan ecobrick ditunjukkan Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) di ajang Kongres Sampah di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu-Minggu (12-13/10/2019) kemarin.

Perusahaan beralamat di Jalan Raya Soekarno – Hatta Km. 30, Bawen, Kabupaten Semarang ini menginisiasi siswa SD dan SMP di sekitar pabrik melalui pelatihan ecobrick. Hasilnya, berbagai kerajinan dari daur ulang plastik produk CCAI dipamerkan di stan Kongres Sampah.

“Ada banyak macam kerajinan yang kami pamerkan, semuanya hasil kerajinan dari anak-anak SD dan SMP yang sebelumnya kita beri pelatihan pemanfaatan limbah plastik menjadi ecobrick,” ujar Ida Lukitowati, Public Affairs & Communications Coca-Cola Amatil Indonesia kepada UNGARANNEWS.COM, saat ditemui di stan pameran Kongres Sampah.

Diantara kerajinan dihasilkan terlihat ada tatakan minuman gelas, tempat tisu, vas bunga, aseroris baju, tas, aneka gantungan, dan paling menarik kerajinan meja kursi terbuat dari botol plastik Coca-Cola. Bahkan, kerajinan ini menarik perhatian Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin.

Saat mengunjungi stan ecobrick CCAI dia terlihat terkesima dengan penampilan kerajinan meja dan kursi yang dilapisi warna hijau pupus. Terlihat unik dan antik. Pertanyaan seputar pembuatan kerajinan tersebut pun terlontar dari ketertarikan Wagub.

“Ini bagus dan kuat. Meja kursi ini sangat menarik, siapa yang membuatnya?,” tanya Gus Yasin –panggilan akrabnya—.

“Kerajinan ecobrick ini yang membuat anak-anak SDN 1 Samban, Kecamatan  Bawen yang kita bina. Bahannya dari botol plastik bekas Coca-Cola yang kita padatkan dengan diisi limbah plastik kecil-kecil, dikumpulkan anak-anak di sekolah seperti bekas bungkus permen, ciki, sachet, bekas sampul plastik dan lain-lainnya,” jelas Ida.

“Ini sangat menarik, saya pesan satu set ya, dikirim ke rumah dinas saya,” tukas Gus Yasin sembari memberi semangat CCAI untuk terus berkarya melalui ecobrick.

Seusai ditemui Wagub, Ida kepada wartawan menjelaskan, pelatihan ecobrick diawali dari anak-anak SDN 1 Samban dan SMPN 1 Bawen dengan memberi pelatihan tentang Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS). Mereka dibina menjadi duta PHBS di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah masing-masing.

“Berawal duta PHBS dengan membiasakan pola hidup yang sehat akhirnya anak-anak tergerak memanfaatkan limbah plastik sebagimana yang menjadi konsen kami. Kita kemudian berinisiatif memberikan pelatihan ecobrick. Hasilnya, kami bersyukur tadi pak Wagub memesan meja kursi untuk ditempatkan di rumah dinas,” jelasnya.

Karya yang menginspirasi bagi para siswa lainnya. Sedangkan cara membuat kerajinan ecobrick ini sangat mudah. Dijelaskan Ida, seperti kursi berbentuk bundar dengan diameter sekitar 40 cm, dibutuhkan sebanyak 24 buah botol plastik Coca-Cola berukuran 500 mililiter, kemudian dibentuk dan dilapisi karpet dengan motif dan warna sesuai kesukaan.

“Cara membuat meja juga sama, bedanya ukuran botol plastik yang digunakan lebih besar. Satu meja berukuran sekitar 50 cm x 40 cm membutuhkan sebanyak 24 botol plastik yang berukuran 1 liter. Seluruh botol kita isi dengan limbah plastik kecil-kecil agar padat, baru kita lapisi karpet,” tandasnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here