
UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Kebocoran pipa milik PT Sarana Tirta Ungaran (STU) sebagai rekanan PDAM yang terjadi berulang kali menyebabkan pelayanan kepada pelanggan PDAM terhambat. Hal ini dinilai akibat kinerja PT STU tidak maksimal, dan terkesan mengabaikan peningkatan pelayanan.
Memperhatikan komitmen kerja sama antara PT STU dengan PDAM, Dirut PDAM Kabupaten Semarang Guswakhid Hidayat menyampaikan komplain keras terhadap kondisi buruk pelayanan PT STU. Pihaknya meminta Dirut PT STU segera menindaklanjuti dengan mengubah sistem perbaikan kebocoran pipa transmisi menggunakan teknologi yang mumpuni.
“Kita ingatkan kerja sama penyediaan air minum PT STU dengan PDAM sudah berlangsung selama 15 tahun. Tetapi komitmen terhadap penyediaan pelayanan yang baik terkesan semakin menurun. Cara penanganan PT STU menyelesaikan komplain cenderung lambat,” tegas Guswakhid kepada UNGARANNEWS.COM, Selasa (11/8/2020).
PDAM menilai teknis penanganan perbaikan kebocoran pipa transmisi yang dikerjakan PT STU selama ini masih konvensional (kuno), hal itu menghambat penanganan ketika terjadi kebocoran pipa.
“Kami meminta PT STU segera memperbaiki sistem SOP penanganan perbaikan kebocoran pipa dengan cepat, agar tidak merugikan PDAM,” tegas Guswakhid .
Salah satu indikasi buruknya pelayanan PT STU, disebutkan Guswakhid, dalam waktu selama 3 bulan berturut-turut ini, terjadi kebocoran pipa transmisi utama yang penanganannya tidak kunjung selesai. Kebocaran berpindah-pindah karena tidak adanya tindakan antisipatif.
“Dampak kebocoran pipa STU mengganggu pelayanan sekitar 10.000 sambungan rumah pelanggan PDAM, banyak yang komplain karena aliran air mati cukup lama, dan itu terjadi berulang kali,” tandasnya.
Sebagai bentuk komitmen kerja sama yang positif, Guswakhid meminta PT STU menetapkan standar waktu berapa lama pengerjaan penanganan perbaikan kebocoran pipa yang mengalir ke pelanggan. Selain itu meminta kompensasi kepada PDAM apabila penanganan perbaikan kebocoran terlalu lama.
“Selama ini jika air tidak mengalir dalam waktu cukup lama, kami mendroping air ke pelanggan yang terdampak. Bisa dihitung berapa banyak pengeluaran harus ditanggung PDAM, jumlah lingkungan warga yang terdampak sangat banyak,” pungkasnya. (abi/tm)