Kasubdit Pembinaan Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud RI M Widianto MT saat mencanangkan penerapan kompetensi urban agriculture di SMK Negeri 1 Bawen, Sabtu (27/4). FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BAWEN- Pola pertanian berbasis kota dengan memanfaatkan teknologi tinggi di lahan tanam sempit itu menjadi salah satu model favorit di Asia Tenggara saat ini. Diantaranya mengembangkan jurusan kompetensi keahlian pertanian berbasis kota (urban agriculture).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI tidak mau ketinggalan, saat ini tengah menggalakkan revitalisasi sejumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pertanian untuk menghadapi tuntutan bidang pertanian modern.

“Urban agriculture merupakan pekerjaan pertanian masa depan yang mampu memanfaatkan teknologi. Sekaligus mensiasati semakin berkurangnya lahan pertanian di wilayah perkotaan,” terang Kasubdit Pembinaan Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK Kemendikbud RI M Widianto MT saat mencanangkan penerapan kompetensi urban agriculture di SMK Negeri 1 Bawen, Sabtu (27/4).

Pencanangan penerapan kompetensi keahlian urban agriculture itu ditandai dengan pemukulan gong oleh M Widianto disaksikan Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Kabid Pembinaan SMK Disdikbud Jateng Hari Mulyanto, Kepala SMKN 1 Bawen.

Hadir pula Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, puluhan kepala SMK di Jawa Tengah dan undangan lainnya.

Menurut Widianto, para pengelola SMK harus kreatif menggali potensi lokal guna menentukan jurusan kompetensi keahlian yang sesuai dengan tuntutan zaman. Sehingga siswa yang telah lulus uji kompetensi dan sertifikasi di bangku sekolah dapat berwirausaha ataupun bersaing dalam bursa kerja.

“Urban agriculture ini merupakan jawaban terhadap revolusi industri 4.0 yang mengutamakan penggunaan teknologi. Jadi bisa saja nanti menanam menggunakan robot atau menyirami tanaman menggunakan gelombang sensor (elektromagnetik),” terangnya.

Kepala SMKN 1 Bawen, Jumeri menjelaskan pengembangan urban agriculture dilakukan di jurusan kompetensi agribisnis pangan dan hortikultura. Jurusan ini menjadi unggulan dari enam kompetensi keahlian yang ada.

“Saat ini kita sudah kekurangan lahan (pertanian) dan anak-anak muda tidak lagi tertarik dengan pertanian konvensional. Kita rubah mindset mereka agar bisa hidup di kota dengan melaksanakan bidang pertanian,” katanya.

Dia mencontohkan, urban agriculture dapat memanfaatkan lahan sempit dengan menerapkan kultur jaringan dan teknologi pertanian. Sehingga dapat menanam tanaman hias dan sayur mayur di halaman rumah yang relatif terbatas. (abi/tm)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here