
UNGARANNEWS.COM. BANYUMAS- Ribuan wisatawan dan warga menyaksikan ritual Grebeg Sura, Minggu (30/9) di Lokawisata Baturraden. Kegiatan tahunan yang digelar oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas tersebut melibatkan berbagai elemen masyarakat pariwisata, termasuk 12 desa penyangga wisata Baturraden.
Kepala Dinporabudpar, Asis Kusumandani mengatakan peserta Grebeg Sura diberangkatkan dari Bumi Perkemahan Wanawisata, menempuh jarak kurang lebih 3 Km menuju Lapangan Parkir Bukit Bintang. Kirab tersebut terdiri atas barisan tombak Ki Bau Reksa dan Ki Singkir Kala yang diikuti barisan “rontek”, pembawa dua gunungan, serta pembawa “jolen” berisi tumpeng kuat, tumpeng “robyong”, dan tumpeng triwarna.
Selain itu, ada pembawa “wedhus kendhit” yaitu kambing berbulu hitam namun di bagian perutnya berwarna putih melingkar seperti menggunakan ikat pinggang. Di belakangnya ada kelompok masyarakat penyangga wisata dari 12 desa. Mereka membawa puluhan tenong dan sebagian menyuguhkan seni kentongan serta hadroh.
“Ritual dilaksanakan sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas rezeki dan hasil bumi yang melimpah tahun sebelumnya dan berdoa semoga pada tahun mendatang jauh lebih baik lagi,” kata Asis.
Tiba di lapangan parkir bukit bintang dan lapangan dalam lokawisata, seluruh bawaan yang terdiri atas berbagai makanan didoakan sesepuh masyarakat dengan harapan masyarakat sekitar Gunung Slamet tersebut selalu diberi keselamatan, keberkahan, dan kemakmuran oleh Tuhan.
Setelah didoakan, dua gunungan yang diarak diperebutkan oleh masyarakat yang hadir, sedangkan tumpeng “robyong”, dan tumpeng triwarna akan dilarung di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden usai doa dan penyembelihan “wedhus kendhit” di kompleks pemakaman petilasan atau situs Baturraden.
Sementara itu tenong yang berisi takir, mempunyai makna nata ing pikir yang berarti membuat pikiran menjadi tenteram dan menghilangkan sebel puyeng dimakan bersama oleh masyarakat dan wisatawan usai rangkaian kegiatan.
“Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan. Kita berharap akan menjadi event pariwisata tahunan. Melalui ini kegiatan ini tradisi budaya ini tetap lestari,” ujar Bupati Banyumas, Ir Achmad Husein didampingi Wakil Bupati Sadewo beserta istri dan anggota Forkompinda.
Diharapkan tahun depan Grebeg Suro digelar lebih ramai, lebih kreatif, serta dikemas dalam kreatifitas yang lebih baik. Ada terobosan baru agar ada manfaat yang diambil hikmahnya terutama dalam menjalin persaudaraan, mewujudkan rasa syukur kepada Allah, serta dapat menarik kunjungan wisata di Banyumas.
Sementara itu, larungan di Sungai Gumiwang yang berada di tengah Lokawisata Baturraden dipimpin Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono. Benda yang dilarung berupa tumpeng “robyong”, dan tumpeng triwarna. Selain itu juga ada penebaran bibit ikan di Sungai Gumiwang oleh Wakil Bupati beserta istri, Kepala Dinporabudpar dan Forkompincam Baturraden. (HMS/01)