PANEN: Petani Desa Jati, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen memanen ikan hasil budaya di kolam mereka. (FOTO:HMS)

UNGARANNEWS.COM. SRAGEN- Budidaya ikan air tawar masih menjadi primadoni petani dan hasil panenannya makin digemari masyarakat. Salah satu budidaya ikan air tawar unggulan yang tengah dikembangkan petani adalah di Desa Jati, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

Budidaya ikan gurame dan ikan lele menjanjikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan ikan air tawar lainnya. Karena itu, ikan gurame dan ikan lele menjadi primadona. Di pasaran, harga ikan gurame sekitar Rp 22 ribu per kilogram sedangkan ikan lele Rp 13.500/kg. Ikan gurame dan lele dipasarkan dalam keadaan hidup maupun mati dan dibekukan dengan menggunakan es balok.

Sedangkan ikan mas dipasarkan dalam keadaan hidup dengan dimasukkan kedalam kantong plastik yang diberi oksigen. Keberhasilan budidaya ikan air tawar ditentukan oleh faktor lingkungan. Tanah liat atau lempung sangat baik untuk dasar pembuatan kolam budi daya.

Budidaya ikan air tawar lebih mudah dibandingkan dengan ikan air laut. Sebagai contoh ikan gurame dan lele, sangat mudah sekali dilakukan karena toleransi terhadap lingkungan sangat tinggi.

Meski demikian, dalam kenyataannya kebutuhan ketersediaan dan konsumsi ikan air laut lebih besar daripada ikan air tawar. Kendala utama budidaya ikan air tawar adalah diperlukan waktu dan biaya yang cukup tinggi.

Komponen biaya meliputi: persiapan kolam, pemilihan induk, pemijahan, penetasan, dan pendederan. Biaya lain yang dianggap cukup tinggi adalah untuk pakan dan pemeliharaan terhadap hama dan penyakit ikan. Para pembudidaya ikan tawar ini beharap adanya pendampingan dan permodalan untuk mengembangkan usahanya. (HMS/01)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here