Embun Es di dataran tinggi Dieng beberapa hari ini menjadi fenomena menarik bagi wisatawan. FOTO:UPT DIENG/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. WONOSOBO- Kemunculan embun yang membeku di kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, diperkirakan terjadi hingga beberapa bulan ke depan.

Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Pengelolaan Obyek Wisata Banjarnegara Aryadi Darwanto mengatakan, embun es atau yang biasa disebut masyarakat lokal bun upas itu diperkirakan akan muncul hingga September atau Oktober.

“Fenomena kemunculan embun es ini kemungkinan akan terjadi hingga September-Oktober, puncaknya kemungkinan Agustus,” kata Aryadi saat dihubungi wartawan, Minggu (23/6/2019).

Menurut Aryadi, fenomena embun es ini kemungkinan muncul bertepatan dengan Dieng Culture Festival (DCF) yang akan digelar Agustus mendatang.

“Pada saat event DCF kemungkinan muncul lagi (embun es). Tahun lalu pada saat even DCF juga muncul, tahun ini juga kemungkinan akan muncul lagi,” ujar Aryadi.

Warga setempat mengakui beberapa hari terakhir suhu udara di wilayah Wonosobo cukup dingin. Bahkan, suhu pada pagi harianya berkisar minus lima derajat celsius. Kondisi tersebut memicu munculnya embun es atau yang biasa disebut bun upas yang menutup permukaan tanah dan rerumputan di dataran tinggi Dieng.

“Sudah hampir satu minggu muncul bun upas, tapi hanya baru di sekitar komplek candi. Pertanian warga juga sudah mulai terkena,” ungkap salah satu warga Dieng Ahmad Zaeni kemarin.

Menurutnya, fenomena yang biasa disebut warga setempat bun upas itu hampir terjadi setiap tahun, khususnya saat memasuki musim kemarau. Selain di kawasan candi, fenomena itu bisa muncul di kawasan perkebunan hingga permukiman warga.

“Munculnya bun upas sempat dikawatirkan oleh petani, sebab tanaman tidak kuat dan akan mati, hal sebaliknya dengan pariwisata Dieng, munculnya bun upas menjadi daya tarik wisatawan yang ingin merasakan dan melihat salju di Dieng,” katanya Wisatawan lokal maupun luar kota berdatangan ke Dieng pagi-pagi.  Mereka penasaran dengan embun es yang viral di berbagai media sosial. Embun es tersebut biasa terjadi pada puncak musim kemarau sekitar Juli-Agustus terutama pada dinihari saat suhu udara di bawah 0 derajat Celcius.

“Untuk tahun ini, embun es muncul lebih awal. Bulan Mei kemarin sudah ada bun upas. Untuk minggu ini saja sudah 4 hari berturut-turut bun upas muncul di komplek Candi Arjuna, Dieng,”  ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo, One Andang Wardoyo saat dikonfirmasi mengaku belum melakukan pantuan terhadap tingkat kunjungan wisatawan ke Dieng untuk melihat fenomena salju atau bun upas.

“Belum kita pantau, seperti tahun sebelumnya, fenomena tersebut memang menjadi daya tarik sendiri, tapi kami belum memantau tingkat kenaikan wisatawan,” ungkapnya kemarin.

Meskipun menjadi daya tarik bagi wisatawan, fenomena embun es yang muncul pada puncak musim kemarau ini menjadikan para petani di Dataran Tinggi Dieng. Pasalnya kemunculan embun es dapat merusak tanaman kentang.

“Bagi pelaku wisata ini peluang, tapi bagi petani memang dikeluhkan, karena tanaman bisa layu,” pungkasnya. (meks/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here