Warga beraktivitas di Bendung Kaliwadas. Saat ini debit air Bendung Kaliwadas dalam keadaan kritis. FOTO:RATEG

UNGARANNEWS.COM. PEMALANG – Meski hujan sudah sempat turun, namun kondisi debit air di Bendung Kaliwadas, Desa Jatiroyom, Kecamatan Bodeh, masih kritis.

Bendung Kaliwadas mengairi sekitar 5.540 hektar lahan persawahan di wilayah Bodeh, Ulujami, dan Comal.

Kabid Sumberdaya Air (SDA) DPU-TR Pemalang Jamal Abdul Nasir mengatakan, dari tiga bendung yang ada di Pemalang, hanya bendung Kaliwadas yang kondisinya kritis. Sukowati, walaupun ada penurunan debit, namun masih mampu mengaliri. Sedangkan Bendung Sungapan sudah dilakukan penggiliran.

Situasi itu diperkirakan akan berlangsung lama, sebab BMKG memprediksi kemarau panjang. Buktinya, walau sempat turun hujan, kata dia, belum mampu menambah debit bendung tersebut.

“Kaliwadas merupakan Kali Layang, dimana kalau kemarau tidak ada sumber,” tambahnya.

Namun demikian, petani di Pemalang, menurutnya sudah terbiasa dengan kondisi tersebut setiap tahun dan bisa mengatasinya. Sebab lahan persawahan sebagian besar mampu menghasilkan air dengan sumur pantek.

Di lain sisi, sumber mata air yang biasa dimanfaatkan warga lereng Gunung Slamet, debitnya makin berkurang, bahkan mulai mengering. Akibatnya warga terpaksa harus membeli air untuk memenuhi kebutuhan setiap harinya.

Kaminah, warga Desa Pagenteran, Kecamatan Pulosari menyampaikan, di Pagenteran ada sumber mata air yang sangat bermanfaat bagi warga masyarakat. Yaitu sumber mata air Sungai Desa, yang berada di Dukuh Karangmulya, Desa Pagenteran.

“Sumber mata air itu memang sudah ada sejak lama dan menjadi andalan warga dalam mendapatkan air,” katanya, Rabu (10/7/2019). (rateg/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here