UNGARANNEWS.COM. SUSUKAN- Potensi jamu tradisional yang ada di Desa Sidoharjo, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang dibidik Tim KKN Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran dengan memanfaatkan ampas bahan yang digunakan untuk pembuatan jamu.
Salah satu potensi itu dikelola oleh Rubikah pembuat jamu tradisional skala rumah tangga dengan bahan baku utama rimpang jahe. Selama ini ampas jahe kurang dimanfaatkan secara optimal, hanya ditimbun untuk bahan pupuk kompos.
Melalui sentuhan inovasi pengolahan pangan Tim KKN UNW, ampas jahe yang sebelumnya kurang bermanfaat kini berubah menjadi kue kering yang enak dengan rasa khas.
Kelompok KKN UNW Desa Sidoharjo Gek Adi mengatakan, sejak awal melaksanakan program praktik lapangan di Sidoharjo timnya tertarik produksi jamu tradisional Rubikah.
“Ibu Rubikah memproduksi dan mengemas jamu tradisional dengan cara praktis yaitu dibuat menjadi serbuk siap seduh. Produknya sudah memiliki ijin Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), namun kami melihat potensi ini kurang optimal karena sisa ampas jahe masih sering dibuang,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.
Disebutkan jamu tradisional yang salah satu produksinya dari rimpang jahe hanya dimanfaatkan sari dari air perasan jahe. Setelah itu ampas dikumpulkan yang kemudian dibuat pupuk kompos.
“Melihat manfaat ampas yang kurang maksimal, kami tergerak untuk membuat inovasi olahan pangan. Melalui penelitian dan referensi makanan sehat kami membuat inovasi ampas jahe untuk keu kering,” ungkapnya, Selasa (27/8/2019).
Hasil olahan ternyata rasanya cukup enak gurih dan khas. Kemudian dipraktikkan dengan mengajak kelompok warga setempat yang dikoordinasi ibu-ibu PKK setempat mengolah ampas jahe menjadi makanan yang menyehatkan dengan nilai ekonomis tinggi.
“Pemanfaatan ampas jahe menjadi kue kering (cookies) agar lebih menarik dengan pilihan rasa lain, ada yang diisi cokelat dan rasa lainnya sesuai selera. Manfaat kita dapatkan tidak hanya nilai ekonomis ampas jahe lebih tinggi, tapi cookies dari bahan ini memiliki khasiat bagi kesehatan,” jelasnya.
Menurutnya, secara empiris rimpang jahe memiliki khasiat antara lain meredakan batuk, baik sebagai antioksidan, meredakan mual dan muntah, dan dapat menghangatkan tubuh.
“Cara pembuatan cookies ini cukup sederhana seperti pembuatan kue-kue kering pada umumnya, hanya saja ditambahkan ampas jahe yang sudah dihancurkan hingga halus,” tambahnya.
Diharapkan inovasi pengolahan pangan ampas jahe bisa menjadi peluang usaha baru bagi warga Desa Sidoharjo, khususnya ibu-ibu rumah tangga yang memiliki banyak waktu luang berkegiatan di rumah.
Kepala Desa Sidoharjo Purwati menanggapi inovasi pangan tersebut menyambut baik dan berterima kasih telah mendapat perhatian dari tim KKN UNW. Ia bersama warga siap mengembangkan potensi baru yang dapat dikembangkan menjadi Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K).
“Pemanfaatan ampas jahe bisa menjadi peluang kerja bagi ibu rumah tangga. Potensi jahe yang banyak di Desa Sidoharjo dapat dikelola lebih maksimal. Tidak hanya sebatas untuk jamu tradisional tapi ada nilai tambah untuk makanan baru,” tandasnya. (ril/abi/tm)