TIM KKN UNW di Desa Barukan Kecamatan Tengaran bersama-sama mempelopori pemanfaatan pangan lokal menjadi makanan bergizi, diantaranya Nugget Singkong. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TENGARAN- Stunting merupakan masalah besar yang tengah dihadapi masyarakat luas. Dari hasil riset Kementerian Kesehatan ditemukan sekitar 27,5% balita di Indonesia mengalami stunting.

Sedangkan batas dari WHO yaitu kurang dari 20%. Stunting merupakan kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih pendek dan kemampuan kognitif anak lemah daripada anak seusianya. Kekhawatiran masalah tersebut sedang ditindaklanjuti di Desa Barukan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

Upaya mengatasi kondisi tersebut, Tim KKN Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran bersama Dosen Pembimbing Lapangan Eti Salafas, S.SiT., M.Kes berusaha berperan aktif dalam mengurangi angka stunting di Kecamatan Tengaran khususnya di Desa Barukan.

Tim KKN bersama dosen membuat inovasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak stunting dengan memanfaatkan pangan lokal yang ada di Desa Barukan, diantaranya makanan dari bahan singkong.

Inovasi PMT yang dibuat yaitu berupa Nugget Singkong, sebagaimana  olahan Nugget ini banyak digemari oleh anak-anak. Pengolahan singkong menjadi PMT melalui acara demo masak PMT Nugget Singkong yang diselenggarakan berbarengan dengan acara Posyandu Balita di Dusun Karanglo, Desa Barukan.

“Selama ini, Desa Barukan memiliki lahan perkebunan banyak dan selalu terdapat tanaman singkong didalamnya. Namun, belum banyak yang bisa memanfaatkan singkong untuk dijadikan olahan makanan,” ujar Kepala Dusun Karanglo, Hamdani.

Sebagaimana diketahui, komoditi singkong dijadikan PMT buat anak stunting karena memiliki kandungan gizi tinggi karbohidrat, protein, juga serat. Selain itu, Nugget Singkong bebas pengawet dan merupakan makanan ekonomis yang dibuat dengan biaya murah.

Cara membuatnya juga mudah, sebagaimana satu resep yang telah dipratikkan KKN UNW bisa menghasilkan sebanyak 70 stick Nugget. Satu resep ini memiliki kandungan gizi karbohidrat sebanyak 176 gram, lemak 61,7 gram, protein 90 gram, dan energi 1627,3 kilo kalori.

Sedangkan bahan yang perlu disiapkan yaitu singkong ½ kg, daging ayam giling ¼ kg, telur 2 butir, roti tawar putih sebagai pengganti tepung terigu, bumbu gula, garam, lada, bawang putih 3 siung, sayuran berupa daun bawang dan wortel, serta tepung panir sebagai pelapis nugget.

Cara membuatnya, pertama-tama kukus singkong hingga lunak, sekitar 30 menit. Setelah lunak kemudian ditumbuk hingga halus dan dicampur dengan daging ayam giling. Tambahkan roti tawar dan bawang putih yang sudah dihaluskan. Masukkan bumbu-bumbu dan sayuran.

Adonan yang jadi kemudian dikukus, dan setelah matang diiris sesuai selera. Baluri nugget dengan tepung panir. Nugget singkong bisa langsung disajikan atau disimpan. Masa penyimpanan Nugget Singkong dalam freezer 7 hari, di kulkas 4 hari, dan di suhu ruang biasa 2 hari.

“Enak, murah, dan yang penting aman buat anak. Sepertinya saya lekas ingin mencoba resep ini di rumah,” ujar Siti salah satu peserta demo masak Nugget Singkong.

Hasil diversifikasi olahan pangan Tim KKN UNW ini mendapat sambutan antusias dari ibu-ibu peserta demo masak. Mereka yang sudah mencicipi hasil olahan ini mengaku sangat menyukai dan akan mengembangkan untuk makanan anak-anak.

“Kami berterima kasih kepada Tim KKN UNW, kami berharap produk makanan Nugget Singkong dapat dimaksimalkan warga sekitar sebagai salah satu makanan tambahan dalam memberantas stunting, di samping menginspirasi warga untuk dijadikan ide usaha yang bermanfaat bagi perekonomian keluarga,” tambah Kepala Dusun Karanglo, Hamdani. (ril/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here