UNGARANNEWS.COM. BANYUMAS- Warga Desa Banjaranyar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, siap menerima pemakaman jenazah pasien COVID-19 di tempat pemakaman umum setempat, kata Kepala Desa Banjaranyar Karseno.
“Saya tergugah atas kejadian kemarin, di mana terjadi penolakan rencana pemakaman hingga pembongkaran makam jenazah pasien positif COVID-19. Ini bukan untuk mencari sensasi, melainkan bentuk kepedulian sebagai makhluk sosial dan umat beragama,” katanya saat dihubungi wartawan dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Sebelumnya, media sosial ramai mengunggah penolakan jenazah korban virus corona oleh warga di Kabupaten Banyumas. Penolakan warga itu membuat jenazah pasien COVID-19 tersebut akhirnya dimakamkan di lahan milik Pemerintah Kabupaten Banyumas, di Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen.
Namun setelah dimakamkan, penolakan warga kembali muncul. Warga meminta jenazah dipindahkan karena takut akan berdampak pada kondisi kesehatan warga sekitar.
Bupati Banyumas Achmad Husein pun langsung bertindak tegas dengan ikut turun dan membongkar makam jenazah pasien itu, untuk menunjukkan kepada warga bahwa jenazah pasien COVID-19 tidak perlu ditakuti dan ditolak kehadirannya.
Prihatin dengan masalah tersebut Kepala Desa Banjaranyar Karseno tergerak untuk memfasilitasi jenazah pasien corona. Menurutnya, ia langsung mengajak Pemerintah Desa Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, untuk bermusyawarah dengan warga dan paguyuban yang mengelola TPU tersebut.
Musyarawah yang dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sokaraja tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa lahan TPU seluas 1 hektare akan dijadikan sebagai tempat pemakaman pasien COVID-19 jika mendapat penolakan di daerah asalnya.
“Alhamdulillah, sangat mendapat dukungan. Saya sangat tersentuh karena masih ada warga yang peduli,” katanya.
Bahkan, kata dia, pihak Pemerintah Kabupaten Banyumas sudah datang untuk mengecek TPU tersebut termasuk mengonfirmasi video tentang lahan untuk pemakaman jenazah pasien COVID-19 yang diviralkan oleh warga.
Ia mengharapkan apa yang dilakukan Desa Banjaranyar menggugah desa-desa lainnya di Banyumas sehingga tidak ada lagi kejadian penolakan pemakaman jenazah pasien COVID-19 hingga membongkar makamnya.
“Namanya manusia, seandainya menimpa pada diri kita, keluarga kita bagaimana perasaannya,” tandasnya. (dbs/ant/tm)