
UNGARANNEWS.COM. SEMARANG- Kota Semarang berpotensi menjadi episentrum baru kasus covid-19 di Indonesia. Dua kota besar lainnya, yakni Kota Surabaya dan Kota Makassar. Demikian dikatakan juru Bicara Pemerintah Khusus Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, didasarkan atas tingginya kasus positif di tiga daerah itu.
Atas hal ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapinya serius. Menurut Ganjar, prediksi itu bisa saja terjadi kalau masyarakat Kota semarang tidak bisa melakukan pengendalian, tidak disiplin dan tidak tertib.
“Kalau masyarakat tidak disiplin (ndablek, red), bukan tidak mungkin Kota Semarang akan benar-benar menjadi episentrum baru seperti yang diberitakan,” kata Ganjar Pranowo, Kamis (30/4/2020).
Peningkatan jumlah kasus positif di Kota Semarang diakui Ganjar cukup tinggi. Pemkot Semarang juga sudah melakukan tindakan tegas dengan menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).
“Mudah-mudahan masyarakat bisa mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan. Kalau tidak, maka potensi Semarang menjadi episentrum baru akan benar-benar terjadi,” imbuhnya.
Terkait keputusan Pemkot Semarang menerapkan PKM dan bukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) seperti daerah zona merah lainnya, Ganjar mengatakan sebenarnya itu pada prinsipnya sama. Apakah PKM atau PSBB, pada prinsipnya adalah soal ketertiban masyarakat.
“Kita belajar di PSBB Jabodetabek, mereka melakukan hal yang sama yakni pengetatan, tapi di daerah pinggiran masih ada kerumunan. Jadi intinya bukan PKM atau PSBB, tapi kesadaran dari masing-masing masyarakat untuk bisa mengerti, memahami dan disiplin jaga jarak, pakai masker, cuci tangan dan lainnya,” tegasnya.
Selain itu, Ganjar juga gencar melakukan sosialisasi penerapan jaga jarak antarpedagang di pasar. Bahkan pihaknya telah meminta bupati dan wali kota menerapkannya. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengurangi kerumuman guna menekan persebaran Covid-19.
Praktik penerapan pasar yang telah melakukan jaga jarak adalah Pasar Salatiga, dan terbaru adalah Pasar Bintoro Demak. Di pasar yang terletak di Jalan Sultan Patah Demak ini, pemberlakuan jaga jarak berlangsung sejak dua hari ini. Yakni dengan menempatkan pedagang di tengah jalan.
Pasar Bintoro Demak adalah pasar pagi yang mayoritasnya diisi oleh pedagang yang berjualan sayuran, ikan, buah, hingga aneka kebutuhan sembako, dan lainnya. Pasar tradisional ini selalu ramai, mulai dini hari sekitar pukul 00.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.
Pantauan di lokasi, dua baliho peringatan pencegahan Virus Corona terpasang di pagar dekat pintu utama pasar. Di baliho tertulis kalimat berbahasa Jawa yang bernada imbauan kepada pedagang yang berjualan di luar pasar, untuk menempati atau membuka dasaran di tempat yang disediakan Pemkab Demak. Mulai dari jalan depan pasar sampai jembatan Kracaan hingga jembatan Pecinan. Mulai Rabu (29/4) pukul 01.00 WIB.
Para pedagang yang biasa menempati tepian jalan sepanjang pasar itu akhirnya berpindah ke tengah jalan. Mereka menempati di dalam garis kotak bercat warna kuning. Masing-masing kotak ukurannya sekitar 2 meter x 2 meter. Tercatat ada sekitar 110 kotak yang berada di sepanjang jalan depan gedung Pasar Bintoro.
Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Bintoro Demak, Abdul Fatah, penataan pedagang dengan menjaga jarak ini memang berdasarkan imbauan dari pemerintah daerah. Sebelumnya, para pedagang berjualan dengan cara saling berhimpitan satu sama lain.
“Tujuannya untuk mengurangi penyebaran Covid-19,” kata Fatah ditemui di lokasi, Kamis (30/4/2020). (sgt/tm)