
UNGARANNEWS.COM. BANDUNGAN- Sesepuh Tim Tali Jagat juga Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Semarang KH Ahmad Faozan menyayangkan kejadian sejumlah kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU) dijebak dalam sebuah acara yang kemudian diklaim sebagai dukungan mereka kepada pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 1, Hj Bintang Narsasi dan H Gunawan Wibisono (Bison).
“Saya sangat menyayangkan kejadian tersebut. Itu ulah oknum yang tidak bertanggungjawab, inti dari pertemuan tidak dijelaskan kepada sesepuh yang diundang,” ungkap Gus Faozan –panggilan akrabnya— saat memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut di Posko Tali Jagat Pendukung Pemenangan paslon nomor urut 2, H Ngesti Nugraha-HM Basari (Ngebas) di Jimbaran, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Minggu (27/9/2020).
Dijelaskan Gus Faozan, dalam NU ada etika berpolitik jika sudah memberikan dukugan kepada calon pemimpin A maka komitmen pada A, tidak mencla-mencle memberikan dukungan juga kepada calon B.
“Jangan sampai nahdliyin memberikan dukungan sudah A ternyata juga mendukung B. Sejelek-jeleknya manusia yaitu orang yang berkaki kesana-sini,” tegasnya.
Adanya kejadian tersebut Gus Faozan mengigatkan kepada siapa pun dan tim manapun jangan sampai mencederai NU. Jika mengundang acara harus menyampaikan acara dan tujuan dengan jelas sehingga tidak membingungkan ulama dan sesepuh NU.
“Beliau-beliau datang dengan etika yang baik bermaksud mengikuti tasyakuran, mendengarkan aspirasi dan lainnya, tetapi sampai di sana diplintir, diarahkan ke politik. Saya juga mengingatkan kepada Tim Ngebas jangan sampai melakukan hal serupa,” tegasnya.
Dalam Pilkada 2020 Kabupatenm Semarang, lanjut Gus Faozan, harus mengedepankan etika sebagai orang timur, apalagi masyarakat nahdliyin sebagai orang muslim yang beraqidah NU. Diantaranya, yang muda menghormati yang tua dan yang tua mengasihi yang muda.
“Tetapi kalau sampai pemuda ini sudah berani dolanan orangtua ini bukan NU lagi, saya khawatir kalau kejadian kemarin disengaja, mereka itu jadi mengkhianat NU. Saya sangat tidak percaya walapun orang itu pengurus NU atau mantan pengurus NU tetapi tidak mengedepankan sebagai orang NU, saya khawatir mereka pengkhianat-pengkhianat NU,” tegasnya lagi.
Umat NU dalam beretika, menurut Gus Faozan, sudah ada tuntunan dan rumusnya. Seperti tuntunan etika berpolitik sesuai dengan rumusnya Imam Al Mawardi, tuntunan etika beribadah sesuai rumusnya Imam Syafi’i, tuntunan etika berdzikir sesuai rumusnya Al Ghozali, dan etika beraqidah sesuai rumusnya Al-Asyari.
“Sudah ada tempatnya sendiri-sendiri. Orangtua sebodoh apapun wajib kita hormati, wajib kita muliakan. Sebagaiman sabda Kanjeng Nabi (Muhammad SAW, red), ‘Bukan umat Muhammad, bukan golongan saya Muhamamd, orangtua yang tidak kasihan yang muda dan yang muda tidak memuliakan yang tua’,” tandasnya.
Guz Faozan mengingatkan kembali atas kejadian di RM Mang Engking Ungaran tersebut, ia menilai oknum-oknum muda yang membuat dolanan para kiai sepuh NU sudah bukan etika orang NU lagi, bukan etika umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
“Meski ada perbedaan pilihan pemimpin tetap harus didasari akhlak yang mulia. Jangam sampai perbedaan yang menjadi rumusannya NU akan tercederai oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,” tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah kiai sepuh termasuk diantaranya Ketua MUI Kabupaten Semarang KH Miftahudin merasa dijebak dalam sebuah undangan oleh beberapa orang mengatasnamakan pengurus PCNU Kabupaten Semarang di RM Gubug Mang Engking Ungaran, pada Kamis (24/9/2020), yang dihadiri pasangan Bintang dan Soni –panggilan Gunawan Wibisono—.
Berdasarkan berita di salah satu media online disebutkan, paslon Bison setelah mengambil nomor urut melanjutkan acara di RM Mang Engking bersama pendukung. Turut hadir Ketua MUI Miftahudin, pengasuh ponpes di Ungaran Timur, KH Murodi, pengasuh ponpes Darussalam, KH Anis Maftuhin, dan lain-lainnya.
Belakangan mereka mengklarifikasi karena merasa diplintir dan diprank dalam acara tersebut, merasa diundang untuk membahas penanganan Covid-19 dan tasyakuran pembukaan SMK NU, namun belakang beredar foto mereka bersama paslon Bison diklaim kubu Bison sebagai dukungan kepada paslon tersebut.
Para kiai yang protes dicatut namanya pada acara tersebut dalam klarifikasi di Posko Tali Jagat, disebutkan antara lain, KH Miftah dari Kalirejo, KH Zaenal Abidin, KH Gozi Harun Pengasuh Ponpes Al Falah, KH Kundori, KH Rohadi, KH Miftahudin dan KH Ashuri Muntoha.
Juru Bicara Tim Bison, Mas’ud Ridwan ketika dikonfirmasi mengatakan tidak tahu detil acara di RM Mang Engking. Ia datang bersama paslon Bison (Bintang-Soni, red) juga sebagai undangan.
“Tanyakan ke Gus Hanik. Saya dan paslon juga undangan,” akunya kepada UNGARANNEWS.COM. (abi/tm)
Baca Berita Terkait: Para Kiai Sepuh NU Dicatut Tim Paslon Bison, Tegaskan Kompak Dukung Ngebas