Coca-Cola Amatil Indonesia menggelar Workshop Diversifikasi Produk UMKM selama dua hari pada tanggal 18 dan 19 November 2020, diikuti 22 pelaku usaha mikro kecil di sekitar Central Java Plant di Bawen, Kabupaten Semarang. FOTO:UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. BAWEN- Coca-Cola Amatil Indonesia menggelar Workshop Diversifikasi Produk UMKM selama dua hari pada tanggal 18 dan 19 November 2020, diikuti 22 pelaku usaha mikro kecil di sekitar Central Java Plant di Bawen, Kabupaten Semarang.

Kegiatan untuk meningkatkan kapasitas kewirausahaan di masa pandemi Covid-19, diikuti peserta berasal dari lima desa; Randugunting dan Jatijajar Kecamatan Bergas serta Samban, Lemahireng, dan Harjosari Kecamatan Bawen.

“Kami menggelar dalam dua gelombang untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sehingga bisa memastikan tetap menjaga jarak dan tak ada kerumunan, ” ujar Corporate Affairs Executive Central Java Operation Anang Zakaria, kemarin.

Menurutnya, selain berdampak pada kesehatan, pandemi telah mengancam perekonomian masyarakat. Sekitar 90 persen peserta workshop mengeluhkan turunnya jumlah pembeli sehingga mengakibatkan pendapatan mereka berkurang. Sementara sisanya, menceritakan kesulitan mencari bahan baku sehingga berdampak pada proses usaha mereka.

Salah satu strategi bertahan di masa pandemi, ia melanjutkan, mayoritas pelaku usaha kecil itu melakukan diversifikasi, yakni tetap berjualan seperti biasa tapi menambah jenis produk dagangan atau membuka lokasi baru. Baca Juga: Coca-Cola Amatil Edukasi Pemanfaatan Barang Bekas dan Rajin Menanam

“Termasuk ada yang berjualan dari rumah tapi pemasarannya dilakukan melalui sosial media dan platform e-commerce,” katanya.

Workshop itu dipandu dua fasilitator, Zeric Antamal, seorang wirausahawan muda dan pengelola Zezee Coffee House Kota Semarang, serta pegiat pemasaran digital Jelita Widiastuti. Zeric membagi trik meracik minuman segar berbahan utama Sprite dan Coca-Cola, sedangkan Jelita membagi pengalaman menjalankan pemasaran lewat sosial media.

Zeric mengatakan dua bahan itu dipilih karena mudah ditemui di pasaran dan harganya terjangkau. Menurut dia, penting bagi pelaku usaha kecil untuk membuat produk yang simpel dan nikmat tapi terjangkau pembeli.
“Harganya lebih murah tapi kualitas rasa tetap istimewa,” ujarnya.

Jelita menambahkan pertumbuhan teknologi informasi memberi kesempatan pelaku usaha mikro kecil mempromosikan produknya lewat sosial media dan platform e-commerce.

“Peluang inilah yang harus ditangkap UMKM untuk mengembangkan usaha,” katanya.

Suko Lestari, seorang peserta asal Desa Samban, mengatakan workshop itu telah memberinya inspirasi dalam inovasi produk dan pemasaran. Selain itu, keterampilannya berkreasi pun bertambah. Baca Juga:

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here