Petugas kepolisian saat melakukan olah lokasi kejadian perampokan dan penyekapan Wali Kota Blitar dan istri di Rumah Dinas Walikota. FOTO: ISTIMEWA/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM, BLITAR- Sudah dua pekan pelaku perampokan Wali Kota Blitar Jawa Timur, Santoso dan istri belum berhasil ditangkap petugas kepolisian. Kedua korban yang tinggal di rumah dinas disekap kawanan perampok pada Senin (12/12/2022) dini hari lalu.

Perampok berhasil melumpuhkan penjaga dan Wali Kota beserta istrinya, kemudian leluasa menguras uang dan barang berharga milik orang nomor 1 di Kota Blitar itu.

Meski pelaku perampokan yang telah diketahui ciri-cirinya namun belum tertangkap. Wali Kota Blitar, Santoso berharap pelaku cepat tertangkap, meski pengungkapan siapa pelakunya cukup sulit.

Ia menduga, perampokan ini terencana dengan matang dan dilakukan oleh orang-orang yang sudah terlatih. Ia juga menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya pada Polda Jawa Timur.

“Tak semudah membalik telapak tangan untuk mengungkap. Kita berdoa bersama mudah-mudahan segera membawa hasil,” ujar Santoso di sela menghadiri konferensi pers akhir tahun di Mapolres Blitar Kota, akhir pekan kemarin.

Mengutip Kompas.com, Santoso yakin, peralatan yang dimiliki Polda Jatim lebih canggih. Ia juga ingin dalang di balik peristiwa perampokan rumah dinasnya cepat terungkap.

“Kita berharap bisa terkuak siapa pelakunya dan kalau memang ada sutradara di belakang layar. Ini semua menunggu hasil pengungkapan dari Polda,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan jika pihak kepolisian sudah melakukan langkah-langkah profesional.

Polisi mengaku sudah mengantongi identitas kawanan perampok yang disebut berjumlah 5 orang.

Adapun ciri pelaku perampokan di Rumah Dinas Walikota Blitar itu rata-rata bercirikan berambut cepak. Para pelaku rata-rata berperawakan sedang dengan tinggi sekitar 65-68 cm.

“Tentunya demikian (mengantongi identitas pelaku), karena sudah ada rumusan-rumusan dan itu sudah masuk bank data yang ada di Inafis,” kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono.

Argo juga menyebut, kasus ini selain dibantu personel dari Polda Jatim, juga dibantu oleh Bareskrim Polri yang turun tangan untuk mengejar para pelaku.

“Kalau yang tertangkap belum ada, tapi kami sudah profiling beberapa dugaan pelaku, semua masih berjalan sampai saat ini,” ujar Kapolres Blitar Kota.

Disebutkan, kawanan perampok diduga masuk melalui pintu samping barat rumah dinas. Argo menyebut aksi ini terekam CCTV bagian dalam rumdin. Selain Wali Kota dan istrinya, tiga orang penjaga juga disekap.

“Korban tidak ada yang terluka. Yang disekap Pak Wali dan Ibu serta tiga orang penjaga,” ungkapnya.

Argo mengungkapkan saat itu pelaku mengancam Wali Kota dan istri memakai senjata tajam untuk menyebutkan lokasi penyimpanan barang berharga. Mereka juga mengancam penjaga pos dengan senjata tajam tersebut.

Diduga aksi perampokan tersebut cukup terstruktur. Pasalnya, mereka masuk ke area rumah dinas pakai mobil pelat merah. Namun Argo belum bisa memastikan pelat merah yang dipakai pelaku itu asli atau palsu.

Setelah itu, perampok masuk ke halaman rumah wali kota Blitar lewat pintu samping. Pintu gerbang samping itu biasanya dipakai untuk pintu masuk ke Gedung Kusumo Wicitro. Gedung yang ada di samping rumdin tersebut biasanya dipakai untuk acara dinas pemkot Blitar.

Sedangkan pos penjagaan berada di tengah-tengah halaman rumdin wali kota Blitar. Yakni setelah pintu gerbang utama atau bagian depan.

“Diduga lewat pintu samping. Pelakunya sekitar sekitar empat sampai lima orang,” jelas Argo.

Argo menambahkan, semua CCTV yang ada di dalam rumdin mati. Polisi menduga matinya CCTV itu karena sengaja dirusak para perampok. Namun pihaknya telah mengantongi sejumlah CCTV yang berada di sekitar lokasi rumah dinas.

“Udah kita kantongi CCTV di sekitar lokasi kita masih selidiki lebih lanjut,” tegas Argo.

Wali Kota Blitar Santoso saat memberikan keterangan pers terkait perampokan dan penyekapan yang dialami bersama istrinya. FOTO:DOK/IST/UNGARANNEWS

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto membeberkan kronologi perampokan dan penyekapan yang menimpa Wali Kota Blitar Santoso beserta istrinya di rumah dinas yang berlokasi di Jalan Sudanco Suprijadi Nomor 18 Blitar.

Kejadian bermula ketika tiga orang Satpol PP yang sedang berjaga diserang gerombolan orang sekitar Senin (12/12) pukul 03.00 WIB. Gerombolan yang terdiri dari empat sampai lima orang ini membawa sejenis senjata api (senpi) dan senjata tajam (sajam).

“Mereka melumpuhkan ketiga Satpol PP yang berjaga. Kemudian para pelaku mengikat dan memborgol serta melakban mata ketiga petugas jaga tersebut,” ujar Kombes Dirmanto, Senin (12/12).

Setelah itu para pelaku masuk ke ruang utama kamar Wali Kota Blitar. Untuk bisa masuk ke kamar, para pelaku ini mendobraknya. Kemudian mengikat serta melakban mata korban, Wali Kota Blitar Santoso dan istrinya.

“Para pelaku mengambil sejumlah uang dan barang berharga milik wali kota dan istri di lokasi,” ucap Kombes Dirmanto.

Adapun barang yang diambil, satu ponsel milik Santoso dan uang tunai sekitar Rp400 juta milik Santoso. Serta, perhiasan, kalung yang digunakan dan jam tangan milik istri Wali Kota Blitar, yang apabila ditaksir senilai kurang lebih Rp 15 juta.

Kriminolog Surabaya, Prof Sunarno Edy Wibowo menduga ada keterlibatan orang dalam di balik perampokan itu. Dia juga curiga orang dalam tersebut sakit hati dengan Santoso.

Menurut dosen hukum Universitas Narotama Surabaya itu, ada kelemahan intel polisi pada perampokan tersebut. Harusnya, polisi bisa mendeteksi sejak dini perampokan itu. Mengingat sasarannya adalah rumah dinas, sebuah lokasi yang harusnya keamanannya terus dipantau secara ketat.

“Kalau sampai seperti itu berarti intelnya kepolisian kurang tanggap, segala sesuatu harus diserahkan kepada Polri selaku ring depan ketika ada suatu pengamanan. Jika terjadi demikian, berarti sudah nggak aman lagi, apalagi menyekap di rumah kedinasan walikota,” kata pria yang akrap disapa Bowo itu, Senin (12/12). (dbs/ist)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here