Mahasiswa KKN Reguler 81 UIN Walisongo Semarang Posko 14 saat melaksanakan survei dan memberikan pendampingan di unit usaha kerajinan perhiasan emas dan perak di Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. FOTO:HABIB/UNGARANNEWS

TUNTANG. UNGARANNEWS.COM- Mahasiswa KKN Reguler 81 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang Posko 14 melaksanakan survei dan memberikan pendampingan kepada pengelola kerajinan UMKM di Desa Tlogo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Mahasiswa KKN dari Posko 14 melaksanakan program pendampingan UMKM di Desa Tlogo ini fokus pada peningkatan ekonomi berbasis digital. Seperti pada saat pelaksanaan kegiatan pada 27 Oktober 2023.

Salah satu peserta KKN Posko 14, Shofa Habibullah mengatakan, program kerja ini telah terfokus pada tema utama KKN yaitu peningkatan ekonomi berbasis digital. Pelaksanaan pendampingan di 6 Dusun di Desa Tlogo yang memiliki sebanyak 25 UMKM berbagai kerajinan.

“Melalui pendampingan ini kami didata dan mendapatkan surat tugas dari Kepala Desa. Kegiatan pendampingan bertujuan untuk memberikan penguatan dan pengarahan kepada pelaku UMKM agar nantinya mandiri dalam berbisnis serta tepat sasaran kepada konsumen yang dicapai,” ungkapnya.

Pendampingan UMKM difokuskan pada Dusun Dempel, dengan penemuan mengejutkan bahwa di dusun tersebut terdapat potensi kerajinan perhiasan emas dan perak yang memilik prospek besar.

Salah satu anggota Divisi Kewirausahaan, Irma, mengungkapkan kekagumannya terkait penemuan ini, yang mendukung tujuan awal pendampingan.

“Kami para peserta KKN Posko 14 dan saya pribadi justru kaget, meski kelihatannya seperti di desa ternyata ada UMKM yang bahkan sudah internasional, namun masyarakat sekitar dan kami pun juga baru mengetahui,” ujarnya.

Selain itu, pendampingan dilakukan untuk usaha pembuatan sepatu kulit, dengan mengunjungi kediaman Marsudi. Diketahui, bahwa produk sepatu dibuat sesuai pesanan, dengan proses yang melibatkan pemilihan model sepatu/sandal, pengukuran panjang kaki, pembuatan pola, pemotongan kulit, jahitan, pemasangan sol sepatu, hingga tahap finishing dan pemasaran.

“Harga jual terjangkau, mulai dari 100 ribu rupiah, membuat produk ini banyak mendapatkan pesanan di luar Jawa, seperti Kalimantan. Selain sepatu, Pak Marsudi juga menerima pesanan untuk pembuatan gesper, dompet, dan sandal,” jelasnya.

Dalam pendampingan pengrajin emas dan perak, mereka melihat secara langsung proses pembuatan perhiasan mulai dari penyiapan bahan logam, penimbangan, peleburan logam, pemadatan, pemotongan, penyambungan, pencetakan sesuai ukuran jari, pengkikiran, amplasan, penyeduhan, ukiran jika diperlukan, hingga tahap finishing dan pengeringan.

Harga yang ditawarkan terjangkau, yaitu 75 ribu rupiah untuk 3 gram logam, dan mereka juga memiliki katalog tersendiri. Selain itu, mereka dapat mengerjakan model yang berbeda jika diminta oleh pemesan.

Budi Prasetyo, pendamping UMKM Desa Tlogo, merasa senang dengan program ini dan berharap mahasiswa KKN dapat membantu dalam proses pemasaran dan pendampingan secara online. Meskipun ada kendala, program ini berusaha untuk sesuai dengan tema besar KKN Reguler 81, yang mendukung peningkatan ekonomi berbasis digital di Desa Tlogo. (bib/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here