Ratusan siswa SDN Selapura 2, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal, belajar mengajar di dalam tenda, Kamis (2/5). FOTO:RATEG/IST

UNGARANNEWS.COM. TEGAL-  Nasib kurang beruntung dialami pelajar SDN Selapura 02, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal. Di saat meriah peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) mereka harus belajar di kelas yang kurang memadai.

Para siswa belajar di tenda karena ruang kelasnya roboh setelah disapu angin kencang beberapa bulan silam. Tak sedikit para pelajar yang mengeluh kepanasan, bising, dan becek karena lokasi tenda berada di halaman sekolah.

Kepala SDN Selapura 2 Waenah menuturkan, hingga kini ruang kelas yang biasanya dipakai untuk belajar masih rusak. Belum ada perbaikan sejak diterjang angin putting beliung pada 17 Januari 2019 lalu. Pemerintah pernah berjanji, April 2019 ini perbaikan selesai.

“Tapi nyatanya, sampai sekarang belum rampung perbaikannya. Hanya ada perbaikan sementara pada bagian atap. Itupun belum layak,” keluh Waenah, saat ditemui di sekolahnya, Kamis (2/5).

Sejak gedungnya roboh, siswa yang belajar di tenda ada tiga kelas. Antara lain, siswa kelas 2, 3 dan 5. Tenda itu milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal. Satu tenda hanya menampung maksimal 30 siswa.

Mereka terpaksa harus bergantian. Karena tendanya hanya 1 unit. Sejauh ini, Waenah mengaku kerap mendapat keluhan dari anak didiknya itu.

“Murid kami sering mengeluh kepanasan dan becek kalau pas hujan,” ucapnya.

Waenah yang juga warga Selapura itu mengaku khawatir jika sekolahnya tak kunjung diperbaiki maka berdampak pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di tahun ajaran ini. Diperoleh informasi, sekolah tersebut akan diperbaiki pada Juni mendatang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Retno Suprobowati menjelaskan, anggaran yang turun untuk perbaikan tiga ruang kelas di SDN Selapura 2 sebesar Rp 365 juta.

“Sudah kita siapkan anggarannya,” kata Retno.

Selain tiga ruang kelas, anggaran juga sudah disiapkan untuk perbaikan rumah dinas guru dan kamar mandi yang rusak disapu angin puting beliung pada Januari 2019 lalu.

Rinciannya, untuk rumah dinas guru sebesar Rp 110 juta dan kamar mandi Rp 55 juta.

“Sedangkan anggaran totalnya Rp 365 juta. Itu diambil dari Dana Alokasi Khusus (DAK),” pungkasnya. (rateg/ist/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here