Foto dokumen jemaah islam Aboge di Banyumas saat menggelar sholat Idul Fitri. FOTO:IST/DOK

UNGARANNEWS.COM. BANYUMAS- Penganut ajaran Islam Aboge di Probolinggo, Jawa Timur baru melaksanakan perayaan Idul Fitri 1440 H, Kamis (6/6/2019) hari ini. Jemaah Aboge ternyata banyak tersebar di Indonesia, diantaranya ada di Banyumas, Jawa Tengah.

Jemaah Islam Aboge baru merayakan Hari Raya Idul Fitri 1440 H hari ini. Di Kabupaten Banyumas terdapat ratusan penganut Islam Aboge yang tersebar di sejumlah desa, antara lain Desa Cibangkong (Kecamatan Pekuncen), Desa Kracak (Ajibarang), Desa Cikakak (Wangon), dan Desa Tambaknegara (Rawalo). Selain itu, di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, juga terdapat ratusan penganut Islam Aboge.

Penganut Islam Aboge atau Alif-Rebo-Wage (A-bo-ge) merupakan penganut aliran yang diajarkan Raden Rasid Sayid Kuning. Perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasid Sayid Kuning dari Pajang.

Para penganut Islam Aboge meyakini, dalam kurun waktu delapan tahun atau satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba/Be, Wawu, dan Jim Akhir serta dalam satu tahun terdiri 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan hari pasaran berdasarkan perhitungan Jawa, yakni Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing.

Dalam hal ini, hari dan pasaran pertama pada tahun Alif jatuh pada Rabu Wage (Aboge), tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon), tahun Jim Awal pada Jumat Pon (Jimatpon), tahun Za pada Selasa Pahing (Zasahing), tahun Dal pada Sabtu Legi (Daltugi), tahun Ba/Be pada Kamis Legi (Bemisgi), tahun Wawu pada Senin Kliwon (Waninwon), dan tahun Jim Akhir pada Jumat Wage (Jimatge).

Terkait penetapan 1 Syawal, tokoh masyarakat Islam Aboge, Sulam, mengatakan, hal itu berdasarkan cara perhitungan yang telah diyakini sejak ratusan tahun silam.

Menurutnya, penganut aliran Aboge meyakini jika tahun 1432 H merupakan tahun Ba/Be dengan tanggal 1 Muharam jatuh pada hari Kamis pasaran Legi sehingga muncul hitungan Bemisgi (tahun Be-Kemis/Kamis-Legi).

Menurut dia, hitungan Bemisgi tersebut selanjutnya menjadi patokan perhitungan untuk menentukan hari-hari penting lainnya di tahun Be ini.

“Kamis merupakan hari pertama di tahun Be. Demikian pula Legi merupakan pasaran pertama di tahun Be,” katanya, beberapa waktu lalu, dilansir dari merdeka.com.

Untuk menetapkan 1 Syawal, kata dia, penganut Aboge menggunakan rumusan Waljiro (Syawal-Siji-Loro) yang berarti 1 Syawal pada hari pertama dengan hari pasaran kedua yang diturunkan dari hitungan Bemisgi.

“Kami, para penganut Islam Aboge saat ini hanya berusaha meneruskan ajaran dari leluhur,” katanya.

Ia menuturkan, hanya sebagian generasi muda Islam Aboge yang masih mempertahankan tradisi leluhur. Kata dia, para generasi muda komunitas Islam Aboge sedang berada dalam persimpangan jalan, yakni meneruskan ajaran leluhur atau mengikuti ajaran Islam yang berkembang di masyarakat secara umum. (mer/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here