Para tersangka jaringan pemalsuan pestisida diamankan Polres Brebes. FOTO:IST/PANTURA

UNGARANNEWS.COM. BREBES– Petani diminta lebih waspada terhadap peredaran pestisida palsu di pasaran. Menjaga kualitas pestisida pertani diimbau agar membeli pestisida di toko pestisida resmi,  bukan di pedagang keliling.

”Kita juga sudah menyosialisasikan ke masyarakat terkait pembelian pestisida. Kita ingatkan para petani beli obat pertanian di kios resmi jangan yang dijual keliling,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Brebes Yulia Hendrawati.

Terhadap peredaran pestisida palsu di pasaran, DPKP mengapresiasi penggerebekan yang dilakukan oleh pihak kepolisian di tempat produksi pestisida palsu.  Menurutnya, penggerebekan diharapkan bisa menekan peredaran pestisida palsu di wilayah Brebes.

Sebelumnya, Satreskrim Polres Brebes melakukan penggerebekan gudang penyimpanan botol bekas pestisida yang didaur ulang untuk kemasan baru. Lokasinya di RT 02 RW 03, Desa Dukuhturi, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Kamis (2/1) lalu.

Kepala Satreskrim Polres Brebes AKP Tri Agung Suryomicho mengatakan penggerebekan gudang tersebut merupakan hasil pengembangan pengungkapan kasus pestisida palsu pada 2019 lalu. Hasil penggerebekan itu, sebanyak jutaan botol pestisida dari berbagai merek diamankan oleh pihak kepolisian.

”Dari botol yang kita amankan jumlahnya mencapai jutaan. Dan semuanya dari berbagai merek,” ujarnya saat ditemui dilokasi penggeledahan.

Dia mengungkapkan, botol-botol yang telah didaur ulang seperti baru di antaranya Gordon, Blivion, Elang, Roundup, Amistar Top, Regent, Sumo, Prevathon, Gramoksone, Skor dan lainnya. Para pelaku, mendapatkan botol bekas pestisida itu dari warga yang menjual ke pelaku.

”Sementara ada dua pelaku yang kita amankan. Semuanya sudah dibawa ke Mapolres Brebes untuk dimintai keterangan,” ujarnya.

Dia mengatakan, untuk menutupi praktik daur ulang botol bekas pestisida, pemilik gudang menjadikan gudang sebagai tempat barang bekas. Selain jutaan botol, polisis juga mengamankan plastik label pestisida berbagai merek serta alat untuk daur ulang botol.

”Kalau dilihat dari luar tampak seperti gudang rongsok. Namun, saat masuk ke dalam ruangan itu sudah ada berbagai alat yang digunakan untuk mendaur ulang botol seperti kemasan baru,” terangnya.

Bahkan, lanjut dia, botol bekas daur ulang itu tidak hanya dikirim di wilayah Brebes, tapi dikirim ke sejumlah daerah yang ada di Indonesia.

”Oleh mereka setelah didaur ulang itu dikirim keberbagai daerah. Seperti,  Sumatera, Medan, Jawa Barat, Jakarta dan lainnya,” tuturnya. (dbs/abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here