FOTO:ILUSTRASI/ISTIMEWA

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN BARAT- Pasca penutupan dua lokalisasi yakni Sunan Kuning (SK) di Kota Semarang dan Gambilangu (GBL) di Kabupaten Kendal, berdampak langsung pada peningkatan jumlah wanita pekerja seks (WPS) di Kabupaten Semarang.

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang berhasil mendeteksi sedikitnya 20 WPS pendatang yang berasal dari kedua lokalisasi tersebut. Mereka beroperasi menjajakan diri di kawasan pusat kemaksiatan Bandungan dan Tegal Panas.

“Titik penyebaran populasi WPS pendatang baru ada di tempat hiburan Bandungan dan Tegal Panas. Keberadaan mereka sudah kita ketahui, kita akan pantau terus aktivitasnya,” ujar Sekretaris KPA Puguh Wijoyo Pakuwujo kepada UNGARANNEWS.COM di Ungaran.

Dikhawatirkan pascapenutupan lokalisasi di Semarang dan Kendal peningkatan jumlah WPS di Kabupaten Semarang akan terus bertambah. KPA akan memperketat pengawasan, selain penanganan upaya mengendalikan warga terjangkit HIV/AIDS.

“KPA akan memperluas jangkauan VCT (Voluntary Counselling and Testing) dengan melibatkan Dispermasdes dan perusahan-perusahaan yang ada. Meski pendanaan dari Global Fund sejak tahun 2017 lalu sudah berhenti, penyediaan logistik penanggulangan HIV/AIDS tetap terjamin,” jelasnya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang dr Hesty Wulandari menambahkan, berdasarkan data penderita HIV/AIDS mereka merupakan kelompok usia produktif 25-29 tahun.

Dinkes bersama KPA akan mengintesifkan penjaringan melalui VCT dengan sasaran diperluas dengan sasaran para karyawan pabrik. Hal itu dilakukan untuk memenuhi target penjaringan pengidap HIV/AIDS yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI.

“Dari data perkiraan 2.900 pengidap HIV AIDS, baru ditemukan 900 pengidap,” tandasnya.

Sementara itu, Koordinator LSM penanggulangan HIV AIDS Yayasan Soko Guru Sutardi mengharapkan pasokan logistik penanggulangan HIV/AIDS tetap dapat berjalan lancar paska berhentinya dukungna dana dari Global Fund.

“Kami tetap berkoordinasi dengan KPA agar penyediaan logistik seperti kondom dapat selalu tersedia di titik populasi kunci wanita pekerja seks,” ungkapnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here