Lokasi kejadian pembunuhan empat orang sekeluarga di Padepokan Ongko Joyo, Desa Turusgede Kecamatan kota Rembang, Kamis (4/2/2021). FOTO:ISTIMEWA,

UNGARANNEWS.COM. REMBANG- Satu keluarga di Desa Turusgede Kecamatan Kota Rembang, Kabupaten Rembang, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di rumahnya, pada Kamis (5/2/2021) sekitar pukul 06.45 WIB. Polisi memastikan seluruh korban menjadi korban pembunuhan.

Peristiwa berdarah ini terjadi di rumah sekaligus Padepokan Seni Ongko Joyo milik tokoh seniman Kabupaten Rembang, Anom Subekti yang berada di Desa Turusgede, Kecamatan Kota Rembang. Lokasi tempat kejadian berada sekitar sekira 0,5 kilo meter sebelah selatan Mapolres Rembang.

Diketahui, 4 orang yang tewas dalam padepokan tersebut, antara lain Anom Subekti (65), isterinya Tri Purwati (50) anak Al Fitri Saiditina (12) dan cucu Galih Lintang Laras Kinanti (11 tahun).

Kejadian diketahui berawal ketika ada pembantu korban datang ke rumah bermaksud ingin memasak. Namun begitu tiba, ia sangat terkejut karena melihat penghuni rumah tergeletak di dalam kamar dalam kondisi berlumuran darah.

Kapolres Rembang, AKBP Kurniawan Tandi Rongre di lokasi kejadian, Kamis (4/2/2021) siang, membeberkan dugaan sementara penyebab tewasnya para korban. Polisi menduga empat orang yang ditemukan tewas adalah korban penganiayaan. Dugaan itu mencuat setelah polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

“Dari hasil olah TKP korban dinyatakan ada penganiayaan oleh pelaku. Ada luka lebam dan darah keluar dari tubuh korban diduga akibat pukulan benda tumpul,” jelas Rongre kepada wartawan. Baca Juga: Kapolsek di Rembang Diduga Mabuk Tabrak Rumah Tewaskan 2 Orang, Ini Penjelasan Kapolda Jateng

Polisi juga tengah memeriksa rekaman dari kamera pemantau di rumah yang juga sanggar seni tradisional tersebut. Sedangkan jenazah keempat korban setelah pemeriksaan di lokasi kejadian langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Rembang untuk diotopsi.

Salah seorang warga setempat, Rukan (41) menuturkan saat ia mencari rumput tidak jauh dari rumah para korban, nendengar teriakan minta tolong dari asisten rumah tangga (ART) rumah korban.

“Saya dengar pembantunya (ART) minta tolong keluar. Bilang kalau ada pembunuhan di dalam, korbannya bapak, ibu dan ada lainnya juga. Saya belum sampai masuk, langsung pergi laporan ke Pak Pj Kades biar laporan ke polisi,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Kamis (4/2/2021),

Keterangan salah satu tetangga korban kepada wartawan, menyebutkan pada tengah malam terdengar suara sepeda motor lalu lalang di lokasi kejadian. Motor tersebut suaranya sangat keras karena menggunakan knalpot brong.

“Sekitar jam 00.00 itu ada motor lalu lalang. Terdengar sampai rumah korban namun balik lagi. Namun tidak lama kembali lagi. Saya tidak tahu jumlah orangnya yang masuk, karena sudah larut malam,” jelasnya yang tidak mau disebut namanya.

Ia menuturkan selama ini tidak ada permasalahan yang terjadi terkait keluarga korban yang merupakan pemilik padepokan itu. Bahkan aktivitas padepokan tersebut ramai untuk latihan karawitan. Diakui, padepokan yang dihuni korban memang cukup jauh dari permukiman warga lainnya.

“Rumah korban masuk gang berjarak sekitar 80 meter dari jalan utama Desa Turusgede. Biasanya kalau ada latihan saya dengar suara gamelan, ini sama sekali nggak dengar kalau ada teriakan atau apa,” pungkasnya. (dbs/dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here