Sirup daun kersen Daker diproduksi dan dikemas warga Limbangan, Kendal. FOTO:IST

KENDAL. UNGARANNEWS.COM- Kersen (Muntingia) daunnya ternyata memiliki banyak manafaat. Daun tumbuhan yang juga terkenal sebutan Talok ini mengandung antioksidan yang umumnya dibentuk oleh fenolik atau fenol, turunan asam sinamat, flavonoid, tokoferol, kumarin dan asam polifungsional dan masih banyak lagi.

Khasiatnya sangat banyak diantaranya untuk mengatasi asam urat, sakit batuk (bronchitis), hipertensi, masalah pencernaan, sakit kepala, menjaga kadar kolesterol, mencegah kanker, menjaga daya tahan tubuh dan lainnya.

Kandungan senyawa penuh khasiat pada daun kersen tersebut yang menggugah Kami Hartati warga Jalan Rejotaruno nomor 13 Tamanrejo, Limbangan, Kendal, untuk memproduksi dalam bentuk sirup.

Pemilik usaha Haryo Industri ini memproduksi sirup daun kersen dengan Daker yakni akronim dari singkatan Daun Kersen.

Kami Hartati mengatakan selain sirup Daker juga memproduksi berbagai aneka sirup sirup menyehatkan bagi masyarakat. Ia mengakui telah melakukan uji klinis dan hasilnya menunjukkan hal positif.

Sirup Daker membantu mengendalikan kadar gula darah, asam urat dan kolesterol. Ada varian sirup meliputi original, jahe, mint, dan rasa kencur.

Ia juga memproduksi aneka minuman jamu dengan selera para milenial mulai dari minuman dongkel (godong kelor) latte campuran rempah dengan susu sapi murni. Di samping itu juga serbuk minuman wedang dongkel, serbuk curcuma, kopi dahsyat yaitu kopi, daun sirsat campur rempah, kombucha hingga fermentasi buah nanas.

“Semuanya bermanfaat bagi kesehatan. serta minuman seruni yang bagus untuk program diet. Produk saya sudah PIRT dan halal. Program pemerintah memudahkan izin PIRT dan halal. Saat ini proses mendapatkan izin edar,” tandasnya.

Menurutnya, pesanan sirup Daker sejak pandemi Covid-19 hingga sekarang semakin meningkat. Mulai dari DKI Jakarta, Bandung, hingga Jawa Timur. Diantaranya ia memasarkan program promosi UMKM melalui media sosial dan Lapak Ganjar.

“Dari luar daerah, pesanan paling banyak dari Jakarta dan Bandung. Justru di Jawa Tengah ini kurang, padahal kita produksi di Jateng tapi belum begitu memasyarakat. Semoga pasar terus berkembamg,” ucapnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here