Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersama Bupati Semarang H Ngesti Nugraha mengoperasikan mesin combine harvester saat panen raya padi di lahan kelompok tani Pangudi Desa Boto, Senin (26/2/2023). FOTO:DOK.KEMENTAN/UNGARANNEWS

BANCAK. UNGARANNEWS.COM- Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melakukan panen raya padi di Dusun Krasak, Desa Boto, Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang, Senin (27/2/2023). Tepatnya di areal persawahan milik Kelompok Tani (Kelomtan) Pangudi Tani Desa Boto seluas 250 hektar.

Mentan SYL mengapresiasi petani di Kabupaten Semarang sebagai salah satu penyumbang terbesar beras di Jawa Tengah pada masa panen raya 2023 ini. Luas panen di Kabupaten Semarang sendiri pada Februari ini 3.198 ha dan Maret 3.689 ha dengan produktivitas 6 sampai 7 ton per hektar.

“Bersama Bupati Semarang kita memastikan produksi padi di Jawa Tengah khususnya di Semarang memasuki masa panen raya. Ini juga mensimbolkan bahwa seluruh Indonesia sekarang lagi panen raya. Saya menyampaikan terima kasih, produksi padi di sini cukup tinggi. Kalau dilihat dari jumlah malainya di atas 7 ton per hektar,” ujarnya saat panen padi di Kelompok Tani Pangudi Tani Desa Boto, Senin (27/2/2023).

Ia mengungkapkan berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, diperkirakan luas panen raya di bulan Februari 2023 sebesar 1 juta hektar dan pada puncak panen raya bulan Maret mendatang sebesar 1,9 juta ton. Jika produksi rata-rata 5 ton per hektar dari 1 juta hektar, artinya minimal ada 10 juta ton gabah setara 5 sampai 6 juta ton beras.

“Dari hitungan tersebut ketersediaan beras kita cukup. Kalau panen pakai mesin combine, hilang gabahnya hanya 3 sampai 5 persen. Beda kalau panen tradisional hilangnya sampai 11 persen,” ungkapnya. BACA JUGA: Tekan Inflasi, Pemkab Semarang Operasi Pasar Beras Murah

Menurutnya, produksi padi sesuai pantau satelit perkiraan BPS dan laporan dari daerah berjalan normative, sehingga memenuhi target sesuai arahan Presiden Jokowi, agar ketersediaan beras menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri tercukupi.

“Saya berharap khususnya di Kabupaten Semarang ini, hasil panennya menggunakan penggilingan modern. Oleh karena itu, kami pun memastikan agar kesiapan penggilingan harus terjamin karena ini dapat menekan juga kehilangan beras dan menjamin kualitasnya. Kami memiliki program taxi alsintan, agar daerah, kelompok tani dan pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses KUR untuk pengadaan mesin penggilingan padi modern,” tandasnya.

Bupati Semarang, H Ngesri Nugraha menyampaikan apresiasi atas dukungan dan bantuan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mendorong peningkatan produksi pangan khususnya padi di Kabupaten Semarang. Luas lahan pertanian di Kabupaten Semarang sebesar 62 ribu hektar, luas lahan sawah 32 ribu hektar dengan produktivitas padi 6,4 ton per hektar.

“Harapan kami produksi padi ke depanya ditingkatkan. Kami memiliki program pemulihan lahan untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia. Kami telah coba mengurangi pupuk kimia dari 200 kilogram menjadi 130 kilogram. Hasilnya dari 6 ton per hektar menjadi 8,8 ton per hektar. Kami sangat bersyukur adanya program Bapak Menteri Pertanian mengurangi penggunaan pupuk kimia, salah satunya Biosaka,” ujar Ngesti Nugraha. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here