FOTO:ILUSTRASI/IST

Oleh: Ineke Kristin (Politeknik Statistika STIS Jakarta)

PERNAKAH Anda mendengar istilah hortikultura? Jika Anda berkecimpung dalam dunia pertanian, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Namun bagi sebagian orang, ini adalah hal yang agak asing, atau mungkin kebanyakan dari kita pernah mendengar istilah ini namun tidak tahu apa sebenarnya arti tanaman hortikultura itu.

Kita mulai dari cakupan yang lebih luas dari tanaman hortikultura itu sendiri. Ya, pertanian. Sudah sangat sering bukan kita mendengar kata pertanian ini? Jadi secara umum pertanian itu adalah penerapan karya manusia kepada alam, melalui budidaya tumbuhan/binatang serta penangkapan/perburuan.

Dimana kegiatan tersebut sudah pasti berguna untuk kita sebagai manusia karena bisa kita konsumsi sendiri ataupun kita jual untuk mendapatkan keuntungan.

Di Kabupaten Semarang, pertanian merupakan salah satu lapangan usaha yang banyak menyerap tenaga kerja. Berdasarkan publikasi BPS Kabupaten Semarang, Kabupaten Semarang dalam Angka 2019, 1 dari setiap 4 tenaga kerja terserap pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Hal tersebut membuat sektor atau lapangan usaha ini menjadi salah satu dari 3 lapangan usaha dengan penyerapan tenaga kerja terbesar.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Semarang, peran sektor Pertanian, Kehutanan &  Perikanan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Semarang atas dasar harga berlaku pada tahun 2018 adalah sebesar 11.28%. Dan sama halnya seperti penyerapan tenaga kerja, angka tersebut juga menjadi peringkat ke 3 dalam urutan lapangan usaha yang memiliki peran terbesar dalam pembentukan PDRB di Kabupaten Semarang tahun 2018.

Lalu, kembali lagi kepada pertanyaan apa itu tanaman hortikultura? Jadi, hortikultura adalah salah satu cakupan dari sektor pertanian yang pengelolaannya terfokus pada pembudidayaan. Tanaman ini terdiri dari tanaman buah, sayur, biofarma, dan juga tanaman hias.

Subsektor tanaman Hortikultura merupakan penyumbang terbesar terhadap sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Kabupaten Semarang. Komoditas hortikultura unggulan di Kabupaten Semarang terdiri dari sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias. (Nurjayanti dan Subekti)

Jika kita sejenak mengamati informasi mengenai Kabupaten Semarang, mungkin dapat menjawab pertanyaan yang muncul, seperti mengapa penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Semarang mayoritas ada di sektor pertanian? Atau mengapa mayoritas komoditas hortikultura di Kabupaten Semarang adalah komoditas unggulan? Jadi, topografi Kabupaten Semarang adalah berupa perbukitan dan pegunungan. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan dataran tinggi dan perbukitan.

Sedangkan di bagian barat wilayahnya berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung Ungaran yang ada di perbatasan dengan Kabupaten Kendal.

Jadi, hal itu pun dapat membuat kita menjadi tidak heran apabila sektor pertanian dan subsector tanaman hortikultura menjadi unggulan di Kabupaten Semarang, terutama tanaman sayurnya.

Produksi sayur di Kabupaten Semarang tahun 2018 dapat dikatakan cukup besar. Produksi sayuran kubis, wortel, sawi, bawang daun, dan petai mencapai lebih dari 100 ribu kuintal. Produksi komoditi sayur tersebut lebih dominan bila dibandingkan dengan komoditi sayuran lainnya.

Sedangkan komoditi tanaman buah-buahan dengan produksi terbesar di Kabupaten Semarang adalah buah alpukat, pisang, dan durian yang masing-masing menghasilkan produksi di atas 100 ribu kuintal. (Data BPS Kabupaten Semarang)

Dengan melihat fakta fakta tersebut, maka kita boleh menyatakan asumsi bahwa subsektor hortikultura mempunyai peran yang penting dalam perekonomian di Kabupaten Semarang.

Secara umum surplus produksi di Kabupaten Semarang adalah sebesar 53.690 kuintal. Surplus produksi bernilai positif menunjukkan bahwa komoditas hortikultura berperan dalam meningkatkan pendapatan daerah. Semakin besar nilai surplus produksi yang dimiliki oleh suatu kabupaten, maka semakin besar pula ekspor komoditas unggulan yang ada di wilayah tersebut. ( Nurjayanti dan Subekti)

Dengan itu, kita pun tahu bahwa Kabupaten Semarang bahkan dapat menyediakan kebutuhan komoditas hortikultura untuk daerah lain di luar Kabupaten Semarang, sehingga subsektor hortikultura dapat memberikan kontribusi dalam pendapatan yang dimiliki Kabupaten Semarang.

Seperti yang dapat ditemui jika Anda berkunjung ke kecamatan Bandungan, sebagai salah satu daerah penghasil komoditas hortikultura terbesar. Anda akan banyak melihat lahan yang diusahakan untuk ditanami sayur, buah, bahkan tanaman hias. Malah sekarang juga banyak landscape yang berisi banyak tanaman hias, dan dijadikan sebagai tujuan wisata, karena dapat memanjakan mata pengunjung yang datang.

Tidak hanya itu, Anda juga pasti akan menemui banyak sekali sayur, buah, maupun bunga yang dijual dengan harga yang cukup murah karena memang produksi komoditas hortikultura di sana dapat dikatakan “tumpah”.

Menyadari keunggulan di wilayahnya, Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan (Distan) Kabupaten Semarang beberapa bulan yang lalu menggelar festival hortikultura yang memamerkan aneka buah unggulan di Gedung Serba Guna Kompleks Alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur.

Menurut Kepala Distan Wigati Sunu, festival ini diadakan untuk mempromosikan aneka produk hortikultura unggulan, terutama buah durian dan alpokat. Mengapa durian dan alpokat? Karena seperti yang sudah diketahui, buah alpokat dan durian memang menjadi andalan Kabupaten Semarang.

Namun memang tidak hanya itu, aneka buah dan sayuran yang dibudidayakan secara massal di beberapa kecamatan juga turut dipamerkan dalam festival ini. Misalnya buah kelengkeng dari kecamatan Bandungan, salak dari Kecamatan Jambu, dan lainnya.

Banyak yang tidak menyangka bukan? Ternyata sayur, buah, ataupun tanaman hias yang kita temui sehari-hari atau yang mungkin kita anggap sepele ini malah menjadi salah satu subsektor yang memberikan sumbangan terbesar untuk pendapatan Kabupaten Semarang.

Dan jika dilihat dari surplus produksi yang juga tinggi, maka patutlah bila disarankan bahwa semua komoditi di Kabupaten Semarang memang harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan produksinya.

Apalagi didukung dengan iklim dan topografi yang cocok, terlebih di era sekarang ini yang sudah didukung pula dengan kemajuan teknologi.  Pastilah subsektor hortikultura akan terus menjadi unggulan dan penyumbang utama pendapatan Kabupaten Semarang. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here