Salah satu icon Dusun Daleman, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. FOTO:IST/HMS/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. TUNTANG- Lagi-lagi kasus penyaluran bantuan sosial (bansos) warga terdampak Covid-19 terjadi di wilayah Kabupaten Semarang. Kali ini, diduga kecewa tidak diajak musyawarah dalam penyaluran bansos, Ketua RW bersama seluruh Ketua RT se-Dusun Daleman, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang mengundurkan diri dari jabatannya.

Berdasarkan keterangan dihimpun UNGARANNEWS.COM menyebutkan, pengurus warga yang mengundurkan diri tersebut yakni Ketua RW 04 Tukimin bersama empat Ketua RT yang dibawahinya, yakni Ketua RT 01 Jumadi, Ketua RT 02 Winarno, Ketua RT 03 Sunargo, dan Ketua RT 04 Dhimas Alam Prabowo.

Mereka sepakat menyatakan mundur dari jabatannya melalui selembar surat pernyataan yang ditandatangani bersama-sama lengkap dengan stempel RW dan RT masing-masing.

Surat tersebut ditujukan kepada Kepala Desa Tuntang, HM Ngadhirin dan telah disampaikan ke kantor desa pada hari Senin (15/6/2020). Alasan mundur yang disampaikan karena merasa kecewa masalah dan masukan yang disampaikan kepada Kepala Desa melalui perangkat desa namun diabaikan.

Diantaranya disebutkan, permasalahan sudah disampaikan berkali-kali kepada perangkat desa dan Kepada Dusun (Kadus) Ruswardi pada tanggal 21 Mei 2020, kemudian disampaikan kepada Sekdes Arza Yunita pada tanggal 30 Mei, dan terakhir disampaikan kepada Kepala Desa tanggal 2 Juli 2020, namun tetap diabaikan.

“Ketua RW dan seluruh Ketua RT Dusun Daleman akhirnya sepakat mundur. Alasan pertama karena tidak diajak rembugan dalam penyaluran bansos Covid-19. Kades dan perangkat menentukan penerima yang dinilai dekat dengannya,” ujar salah satu sumber terpercaya warga setempat yang tidak mau disebut identitasnya.

Imbas pembagian tidak transparan tersebut, lanjutnya, banyak warga yang kecewa dan menyampaikan kekesalan kepada Ketua RW dan RT masing-masing. Selain itu, persoalan lain terkait pengelolaan Dana Desa (DD) yang dinilai dalam pelaksanaan sarana fisik mengabaikan skala prioritas.

“Warga sudah meminta untuk membangun sarana penunjang perekonomian seperti jalan dan drainase tapi diabaikan. Justru yang dibangun balai desa, lapangan, dan jalan dekat pemerintahan desa, yang sulit dipantau warga. Keinginan warga diabaikan, akhirnya ketua RW dan RT memilih mundur,” ungkapnya.

Ketua RW 04 Tukimin saat dikonfirmasi UNGARANNEWS.COM menyatakan, enggan memberikan penjelasan terkait pengunduruan dirinya karena sudah tidak memiliki kewenangan. Ia merasa sudah bukan lagi Ketua RW 04 karena sudah mundur.

“Ke kantor desa (Kades) saja, saya sudah mundur tidak punya kewenangan memberikan penjelasan. Saya bukan Ketua RW 04 lagi,” pungkasnya, Selasa (16/6/2020).

Kepala Desa Tuntang, Ngadhirin membenarkan pengunduran diri Ketua RW dan seluruh RT Dusun Daleman. Menurutnya, sebelumnya ada miskomunikasi dengan Kadus dan sudah dipertemukan, bahkan Kadus sudah minta maaf, namun mereka tetap menyatakan mundur.

“Ketua RW dan para Ketua RT juga sudah saya ajak rembukan di balai desa, mereka menyatakan tidak ada masalah apa-apa, alasan mundur karena capek dan ingin warga lain menggantikan jabatanya,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM, Selasa (16/6/2020).

Menurut Ngadhirin, atas pengunduran diri kelima pengurus pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Ia sudah berusaha mempertahankan tidak mundur namun tidak berhasil.

“Jabatan RW dan RT memang tidak ada gajinya, sebatas pengabdian kepada warga jadi saya tidak bisa memaksa. Saya sudah berusaha menahan agar tidak mundur, tapi pak RW dan pak RT tetap menyatakan mundur,” tandasnya.

Soal pengelolaan Dana Desa, Ngadhirin mengklarifikasi, ia sudah melakukan secara transparan dan sesuai dengan fungsinya. Sebelum melaksanakan program pembangunan ia sudah melaksanakan musyawarah terlebih dahulu melibatkan lembaga desa seperti LKMD, BPD, Kadus, dan lainnya. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here