UNGARANNEWS.COM. SOLO- Gibran Rakabuming Raka unggul dari segi popularitas dan elektabilitas dari rival sesama partai PDIP Achmad Purnomo di Pilwakot Solo 2020. Hasil itu berdasarkan survei Lembaga Solo Raya Polling. Survei tersebut dilakukan pada tanggal 14-20 Juni.
Direktur Solo Raya Polling Suwardi mengatakan, hasil survei yang dilakukan pada yakni medio 14-20 Juni melibatkan 1.008 responden yang diacak dari 126 titik daerah di Kota Solo. Hasilnya, popularitas Gibran naik menjadi 99 persen, sedangkan Achmad Purnomo 94 persen.
Pandemi Covid-19 ternyata ternyata cukup memberi angin segar bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut.
“Hasilnya, tingkat popularitas Gibran naik menjadi 99 persen, sedangkan Achmad Purnomo 94 persen. Hasil ini menunjukkan bahwa keduanya sudah sangat matang sebagai kandidat calon walikota. Sebab untuk jangka waktu saat ini, dimana survey dilakukan enam bulan sebelum pemilihan, angka yang dibutuhkan oleh seorang kandidat bakal calon kepala daerah minimal 80 persen,” ujarnya.
Selain tingkat popularitas, Solo Raya Polling juga membuat survey tingkat elektabilitas. Hasilnya, Gibran meraup prosentase 55 persen, sedangkan Purnomo hanya sebesar 36 persen. Angka tersebut jauh berbeda dengan survey yang dilakukan pada Juli 2019 dimana Purnomo berada jauh diatas Gibran dengan hasil survey 38 persen, sedangkan Gibran hanya 13 persen. Pun dengan survey yang dilakukan pada Januari 2020, dimana Purnomo meraih 46,6 persen dan Gibran mencapai 40,4 persen.
“Kalau dibuat grafik, mulainya terjadi persilangan grafik, dimana Gibran mulai naik dan Purnomo mulai turun adalah di bulan Maret alias saat Pandemi Covid-19 mulai terjadi di Kota Solo. Dimana selama pandemi masyarakat mempersepsikan Purnomo lebih jarang turun ke masyarakat dibandingkan Gibran yang lebih masif,” ujarnya.
Selain Covid-19, moment yang membuat suara Purnomo semakin turun adalah isu mundurnya Purnomo sebagai Balon Walikota Solo, yang akhirnya urung mundur.
“Isu kemunduran Purnomo beberapa waktu lalu ternyata banyak di ketahui responden dan berujung pada penilaian negatif setelah menyatakan batal mundur. Manuver politik inilah yang diduga menjadi faktor penyebab turunnya elektabilitas Purnomo survey Juni 2010 dibanding Survey Januari 2020,” jelasnya.
Sementara itu, Achmad Purnomo saat dihubungi enggan menanggapi hasil survei tersebut.
“Saya nggak mau komentar apa-apa, ya diamati saja, lihat saja. Saya tidak akan mengajukan pendapat apa-apa. Buat saya sampai sekarang saya ditugasi dan dipercayai oleh DPC PDIP Solo, itu yang menguatkan saya terlepas apapun hasil survey. Saat ini pun saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP soal rekomendasi siapa yang akan dipilih jadi cawali,” ujarnya. (dbs/jap/tm)