KH. Achmad Rofi’i memberikan ceramah dalam kegiatan buka bersama diadakan Expedisi Nusantara di Ponpes An-Najiyah Sumowono, Kemuning, Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. FOTO:IST/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. SUMOWONO- Organisasi Expedisi Nusantara menggelar kegiatan buka bersama (bukber) di Ponpes An-Najiyah Sumowono, Dusun Kemuning, desa Pledokan, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, Rabu (5/5/2021).

Acara mengetengahkan tema “Buka Puasa Bersama Semangat Kebersamaan UkhuwahIslamiah Ramadhan 1442 H Kita Tingkatkan Kerukunan dan Kebersamaan Nilai Pancasila Menuju Indonesia Yang Aman, Damai Dan Sejahtera Di Tengah Pandemi”.

Turut hadir dalam acara Komandan Koramil-10 Sumowono, Lettu Inf Yuwono, Kapolsek Sumowono AKP Budiono SH. Hum beserta jajaran yang diwakilkan Kanit Intel Ipda Budi, Camat Sumowono Asep Mulyana STP. Msi beserta jajaran, Kasi Trantib Karyanto, Sekcam Sumowono Prayitno, para tokoh masyarakat dan agama, para santri beserta pengurus dan pimpinan Ponpes An-Najiyah.

Kegiatan bertujuan untuk membangun tali silahturahmi, memupuk semangat kebersamaan, sikap toleransi, budaya kegotong royongan dengan mengedepankan semangat cinta tanah air, berbangsa dan bernegara, nilai luhur Pancasila yang berbhineka Tunggal Ika.

Acara buka puasa bersama dilanjutkan dengan sholat magrib berjamah, tausiyah dan pemberian bantuan bahan makanan pokok kepada Ponpes An-Najiyah yang diterima pengurus Ponpes AN-Najiyah, Mustafa.

Pelaksanaan acara buka puasa bersama dilakukan secara sederhana di Ponpes Annajiyah dengan membatasi peserta + 50 orang sesuai program pemerintah tetap mengedepankan Protokol Kesehatan, menggunakan masker dan menggunakan hand sanitizer. Acara buka puasa bersama tersebut dapat berjalan dengan aman, tertib dan lancar.

KH. Achmad Rofi’i saat memberikan ceramah menyampaikan, bahwa Bhineka Tunggal Ika menjadi fitrah bagi umat Islam dan masyarakat Indonesia secara menyeluruh karena dalam Al-Quran Allah SWT menciptakan manusia dengan perbedaan baik suku, agama, ras, adat dan Bahasa agar manusia dapat saling mengenal dan berbuat kebaikan dimuka bumi.

“Sedangkan Pancasila merupakan Ideologi bangsa Indonesia yang dapat mewakili semua golongan, fitrah untuk bangsa. Salah satunya adalah sila pertama dari Pancasila itu sendiri yang berketuhanan yang Maha Esa,” ujarnya.

Dijelaskan, mendalami Pancasila dari sila pertama adalah bangsa yang berketuhanan yang artinya dalam amanat Pancasila itu sendiri mengamanahkan bahwa meniadakan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama serta tidak melakukan tidakan yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa itu sendiri.

“Diantarannya tindakan radikalisme, terorisme, komunisme, animisme, marsisme maupun hal lain yang keji seperti dijelaskan dalam Alquran memberantas amal makruf nahi mungkar,” tegasnya.

Ditambahkan, jika ada masih mempertanyakan kepada umat Islam tentang Pancasila sama artinya pertanyaan tersebut tidak mengerti dan memahami Pancasila yang sesungguhnya. Karena Pancasila lahir terbesar dari Umat Islam dan pendiri bangsa untuk NKRI. Sedangkan NKRI terbentuk setelah bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dengan tidak terlepas dari keagamaan sesuai kepercayaan dan keyakinan masing-masing.

“Karena itu semangat keberagaman, kebersamaan, kerukunan dan nilai keagamaan tidak dapat dipisahkan dengan falsafah Pancasila yang berketuhanan sebagai nilai luhur bangsa Indonesia untuk menjaga kebhinekaan dan NKRI,” tambahnya.

Perwakilan Expedisi Nusantara, Guntur menambahkan, pada hakekatnya perbedaan adalah suatu keberagaman yang hakiki namun demikian perbedaan itu dapat dijadikan sebagai bagian dari kehidupan yang memiliki kekuatan dalam membangun kehidupan itu sendiri.

“Dengan demikian tujuan dari keharmonisan, hidup bertoleransi dan tercipta kedamaian benar-benar terwujud,” ujarnya kepada UNGARANNEWS.COM seusai acara didampingi rekannya dari Expedisi Nusantara, Bayu.

Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyaknya keberagaman maupun perbedaan baik agama, suku, ras, bahasa, budaya, adat istiadat dan antar golongan. Hal ini menjadikan aset sebuah negara dalam bernegara yang tidak ternilai harganya karena, tidak semua negara di dunia memilikinya.

Salah satu cara untuk menjaga perbedaan yang beragam tersebut adalah dengan membentengi diri dan memahami benar akidah tentang Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika (berbeda beda tetapi tetap satu jua, red) hal tersebutlah yang dijadikan semboyan dan pedoman bagi kehidupan falsafah bangsa Indonesia.

“Cara penerapannya adalah dengan saling menghargai satu sama lainnya sehingga keutuhan, kebersamaan dalam membangun negara kesatuan yang majemuk sesuai dengan falsafah Pancasila dalam binkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” jelasnya.

Bhineka Tunggal Ika memiliki peran penting sebagai pemersatu bagi bangsa Indonesia, oleh karenanya kesadaran masyarakat Indonesia untuk menggunaka hak konstitusi baik dalam berkumpul maupun berserikat harus mengutamakan nilai dasar agama sebagai landasan kehidupan karena tujuan hidup dalam setiap agama yang dianut adalah kembali kepada sang pencipta Tuhan Semesta Alam. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here