Oleh : Wulansari, S. Kep., Ns., M. Kep (Sekprodi Diploma III Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran)
DARI sampah menjadi berkah, saat ini sudah tidak lagi menjadi hal yang mustahil. Banyak di masyarakat didirikan bank sampah dan mengolah sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi kembali. Di kota salatiga terdapat satu usaha yaitu membuat baju baju dari plastik pembungkus permen, sabun, kopi dan lain-lain, di mana baju itu banyak diminati warga yang akan digunakan dalam lomba maupun pawai karnaval. Jadi berkah bukan? Sampah gitu lho
Masyarakat mulai paham mengelola sampah karena sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi masalah tersendiri di masyarakat,entah dari baunya, entah dari akibat penyakit yang ditimbulkan dari sampah yang menumpuk ataupun menimbulkan pemandangan yang tidak enak dipandang. Masyarakat Desa Badran dan Timpik di Kecamatan Susukan sebagian warganya sudah memahami tentang pengelolaan awal dari sampah. Sampah anorganik dikumpulkan dan selanjutnya dijual. Dari sampah jadi unag bukan, tetapi di rasa hasilnya tidak seberapa, sehingga menimbulkan rasa enggan mengumpulkan dan alhasil sampah menimpuk tak terurus.
Metode yang digunakan dalam usaha Menguatkan pemahaman tentang macam sampah dan pengolahannya maka hal yang dapat kita lakukan adalah dengan Penyuluhan dan Diskusi melalui Ceramah. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang seputar pengelompokan sampah yang di lanjutkan dengan pengolahan lanjutan dari masing-masing jenis sampah itulah materi yang diberikan. Metode lain atau metode selanjutnya adalah praktik, karena Tidak berhenti sampai teori tapi harus ada aplikasinya. Praktik yang kita lakukan adalah mengadakan pelatihan tentang mengolah sampah khususnya plastik menjadi kerajian seperti bros dan bunga. hasil kegiatan ini adalah peningkatan pemahaman tentang sampah dan pengolahannya dan peningkatan keterampilan pembuatan kerajian dari sampah. Kami berharap hasil kerajianan ini dapat di perkenalkan di expo.
Metode lain dari kegiatan ini adalah pemberdayaan Masyarakat. Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, ternyata di Desa Timpik ada salah satu kepala dusun yang punya keahlian mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar. Menurut warga tersebut semua terkendala pada bahan ( sampah plastik), sehingga berharap dengan peningkatan pemahaman tentang sampah membuat bahan baku untuk membuat bahan bakar terpenuhi. Harapan dari kegiatan ini adalah kegiatan terus berlanjut kedepannya. Sebagai permulaan dilakukan peresmian tempat pengolahan sampah plastik dan hasil pengolahan dapat memiliki manfaat.
Kegiatan yang dilakukan memiliki hasil lingkungan bersih, lingkungan indah, warga sehat dan sampah jadi uang. Mau lihat pengolahan sampah dr plastic jadi minyak ???? Silahkan ke Desa Timpik
Saya ucapkan terimakasih pada tim saya, rekan saya bu Ita Puji Lestari dan bu Puji Lestari serta anak anak mahasiswa UNW. Semuanya hebat. (*)