Foto kenangan Wiranto bersama almahum cucunya dan suasana pemakaman di Karanganyar, Jumat (16/11). FOTO:SERAMBI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. KARANGANYAR- Duka mendalam menyelimuti keluarga Menko Polhukam Wiranto. Salah satu cucu pendiri Partai Hanura itu yang masih berusia 15 bulan meninggal dunia. Jenasah tiba di pemakaman Delingan, Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (16/11) sekitar 09.00, setelah diterbangkan dari rumahnya di Jakarta.

Keluar dari mobil ambulans, jenazah Achmad Daniyal Alfatih digendong langsung oleh ayahnya, Abdi Setiawan, Jumat (16/11). Diikuti Wiranto beserta rombongan, mereka masuk ke lokasi makam.

Adapun rombongan yang mengikuti antara lain kerabat dari Jakarta, kerabat dari Solo, pejabat pemerintah setempat dan politisi Partai Hanura. Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono juga tampak hadir di pemakaman.

Wiranto bercerita suasana saat ini membuatnya teringat kepada anaknya yang juga meninggal saat masih bayi pada 1978 silam.

Anak Wiranto, Natarina Sofianti, meninggal saat berusia 6 hari. Makamnya tepat berada di samping makam Achmad. Saat anaknya meninggal, Wiranto tengah bertugas di daerah konflik Timor Timur, tepatnya pada Oktober 1978. Sedangkan istri dan anaknya berada di Malang.

Wiranto bercerita, saat itu, Natarina tersedak hingga wajahnya membiru, padahal sebelumnya kondisi kesehatan Natarina baik-baik saja. Natarina meninggal pada saat perjalanan ke rumah sakit.

“Mobil-mobil militer nggak ada. Terpaksa pakai becak. Sebelum sampai rumah sakit sudah meninggal,” kata Wiranto kepada wartawan usai pemakaman di Delingan, Karanganyar, Jumat (16/11/2018).

Peristiwa tersebut membuat Wiranto menamakan anaknya Natarina Sofianti. Natarina diambil dari tempat tinggalnya selama bertugas di Natarbora, Timor Timur. Sedangkan Sofianti berarti pelajaran.

“Pelajaran bahwa perang itu nggak bagus, menyusahkan, banyak korban,” katanya.

Dia pun saat itu kemudian berjanji akan mendamaikan perang di Timor Timur jika sudah menjadi Jenderal. Menurutnya, harapan tersebut dapat terwujud.

“Saat itu saya masih kapten. Setelah menjadi jenderal, menjabat sebagai Panglima ABRI, saya damaikan betul kedua kubu di depan altar gereja di Dili,” tutupnya.

Sebelumnya, Ayah Daniyal, Abdi Setiawan, mengatakan, ketika anaknya tersebut meninggal dirinya sedang berada di Kendari. Begitu mendengar kabar anaknya meninggal, Abdi memutuskan pulang dari Kendari ke Jakarta.

“Daniyal meninggal setelah mengalami kecelakaan terpeleset di kolam rumahnya. Dan orang yang meninggal dalam keadaan tenggelam itu mati sahid,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, cucu Wiranto meninggal karena terjatuh di kolam ikan rumahnya. Daniyal meninggal pada usia 15 bulan.

“Jadi Achmad (Daniyal, red) itu lagi main di situ. Kebetulan di samping sana ada kolam ikan. Kemudian dia lompat karena sudah aktif gitu, akhirnya dia lompat ke air tanpa ada yang memperhatikan. Akhirnya, pas kembali, pas ada orang rumah lihat, langsung diambil tindakan terus dibawa,” kata ayah korban, Abdi Setiawan di rumah duka, Jalan Tulodong Bawah 4 Lama No 11, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (15/11). (dtc/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here