Ketua DPRD Kabupaten Semarang Bondan Marutohening didampingi Wakil Ketua DPRD Nurul Huda, Muzayinul Arif, dan Jauhari Mahmud menyerahkan piagam penghargaan "Pejuang Kebersihan" kepada istri almarhum Jumingan di rumah duka di Sipete, Desa Kalongan, Ungaran Timur, Senin (18/1/2021). FOTO:ABI/UNGARANNEWS

UNGARANNEWS.COM. UNGARAN TIMUR- Tiga pekerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang meninggal kecelakaan di jalan raya Solo-Ungaran dekat Kanindo, Bawen, Kabupaten Semarang, mendapat penghargaan sebagai “Pejuang Kebersihan” dari DPRD Kabupaten Semarang.

Piagam penghargaan diserahkan langsung Pimpinan DPRD (Pimwan) diketuai Bondan Marutohening didampingi Wakil Ketua DPRD Nurul Huda, Muzayinul Arif, dan Jauhari Mahmud di rumah duka masing-masing korban, Senin (18/1/2021) siang. Turut dalam kegiatan Pimwan, Sekretaris DPRD Budi Kristiono, dan Plt Kepala DLH Wiwoho.

“Penghargaan sebagai wujud rasa hormat kita untuk mengenang jasa ketiga staf DLH yang meninggal dalam tugas. Ketiga almarhum telah menunjukan dedikasi sangat baik, penuh semangat bekerja, bahkan beliau-beliau meninggal saat menjalankan tugas membersihkan sampah,” ujar Bondan kepada UNGARANNEWS.COM, di sela-sela pemberian penghargaan.

Bondan berharap dedikasi para almarhum menjadi contoh masyarakat sebagai sosok yang tidak mengenal lelah membersihkan sampah untuk menjaga lingkungan masyarakat, dan jalan-jalan selalu terlihat bersih. Menurutnya, banyak cerita dari rekan-rekan kerjanya, para almarhum dikenal sebagai sosok yang loyal terhadap pekerjaannya.

“Pagi-pagi sudah datang di kantor DLH, selanjutnya melakukan pekerjaannya memungut sampah dan mengangkut menggunakan truk dump ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir, red) di Blondo,” jelasnya. Baca Juga: Tiga Pekerja DLH Meninggal Banjir Ucapan Duka Cita dari Relawan hingga Ketua Dewan

Rumah keluarga korban yang pertama didatangi rombongan Pimwan adalah Sutejo (43) di Dusun Sipete RT 02 RW 04 Desa Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penghargaan sekaligus tali asih yang diberikan diterima ayahnya, Sugio (80), dilanjutkan mendatangi rumah almarhum Jumingan (46) yang hanya berjarak sekitar 20 meter. Kedua almarhum ada hubungan keluarga.

“Penghargaan untuk satu lagi pekerja yakni almarhum Joko Sucipto saat ini belum bisa kita serahkan, keluarga almarhum tinggal di Klaten,” tambah Bondan.

Sementara itu, Sugio saat ditemui UNGARANNEWS.COM mengatakan, sangat berterima kasih atas perhatian dan penghargaan yang diberikan kepada almarhum. Ia mengaku saat kehilangan anak bungsunya (Sutejo, red) yang belum berkeluarga. Namun, ia mengaku sudah pasrah atas takdir yang dialami anak kelimanya itu.

“Pesan terakhir anak saya sebelum meninggal, dia sampaikan setelah menerima gaji ia ingin gunakan untuk biaya keramik rumah ini. Tapi belum terlaksana Allah sudah berkehendak lain,” tuturnya dengan bahasa Jawa halus.

Poniyem (42) istri almarhum Jumingan menyampaikan, korban selama bekerja di DLH selalu berangkat pagi-pagi menuju kantor. Sebelum meninggal korban berangkat kerja seperti biasa tanpa mendapatkan firasat apapun.

“Tidak ada firasat apa-apa, tahu-tahu siang hari mendapatkan kabar dari kantor suami saya meninggal kecelakaan,” tuturnya dengan nada tercekat, menahan tangis. Almarhum Jumingan meninggalkan dua anak laki-laki yang salah satunya masih sekolah SD. Baca Juga: Truk Tronton Tabrak Truk Sampah di Bawen, Tiga Pekerja DLH Kabupaten Semarang Meninggal

Diberitakan sebelumnya, kecelakaan maut terjadi sekitar pukul 11.45 Wib pada Sabtu (16/1). Sebuah truk kontainer (sebelumnya ditulis tronton, red) nopol B 9136 ZE diduga mengalami rem blong menabrak truk dump sampah milik DLH Kabupaten Semarang, dan sebuah sepeda motor.

Akibat kejadian truk sampah pelat merah nopol H 8011 XC terguling, menyebabkan tiga orang pengangkut sampah yang berada di atas truk meninggal di lokasi kejadian. (abi/tm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here